Sungai Bah Biak Meluap, Dua Rumah Warga Rusak Parah Diterjang Banjir

- Minggu, 28 Agustus 2022 16:26 WIB
Sungai Bah Biak Meluap, Dua Rumah Warga Rusak Parah Diterjang Banjir
Kondisi rumah Sapari dan Yuyun yang rusak diterjang banjir (Foto: bulat.co.id/Eno Siadari)

bulat.co.id - Bencana banjir musiman terjadi di Dusun Sidodadi, Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Minggu (28/8/2022) dini hari. 

Dusun Sidodadi terendam banjir akibat luapan sungai Bah Biak. Sejumlah rumah terendam bahkan sampai rusak akibat dihantam banjir itu. Menurut pemerintah setempat, kejadian banjir itu terjadi pada dinihari sekira pukul 01.00 Wib.

Sesuai keterangan Kepala Dusun Sidodadi, Suharmoko, setidaknya ada 10 rumah yang terendam banjir. Tetapi 7 rumah yang ada penghuninya sementara 3 rumah sudah kosong karena ditinggalkan pemilik rumah.

"Kalau total ada 10 rumah yang terendam banjir. Tapi 3 rumah sudah kosong. 3 rumah itu ditinggalkan pemiliknya karena tidak tahan tinggal di situ karena sering banjir," terangnya kepada bulat.co.id di lokasi kejadian, Minggu (28/8/2022) sekira pukul 13.50 Wib.

Namun, rumah yang paling parah diterjang banjir adalah rumah milik Sapari dan Yuyun. Sebab, kedua tembok dapur rumah milik Sapari dan Yuyun hancur diterjang air.

"Tinggi air mencapai hingga 2,5 meter sehingga terjadi kerusakan parah pada rumah yang berada di pinggir dusun Sidodadi," terangnya.

Amatan bulat.co.id di lokasi, kedua rumah yang hancur itu memang berada di pinggir sungai Bah Biak. Luapan air terlihat pada ketinggian 2,5 meter melalui bekas air di tembok-tembok rumah. 

Tidak ada barang yang bisa diselamatkan dari rumah milik Sapari dan Yuyun. Menurut Sapari, dirinya dan istri beserta ketiga anaknya tidak sempat menyelamatkan barang-barang miliknya karena tiba-tiba saja pada pukul 01.00 Wib banjir besar menerjang rumahnya yang mengakibatkan robohnya tembok bagian belakang rumah. 

"Gak bisa menyelamatkan barang-barang. Karena pas jam 1 tiba-tiba air sudah besar. Bahkan tingginya sampai 2 meter lebih," terang Sapari.

Suharmoko dan Sapari mengakui bahwa banjir yang terjadi ini adalah banjir terbesar yang pernah mereka alami. 

"Saya lahir di sini, besar di sini tapi belum pernah banjir sebesar ini," kata keduanya.

Untungnya, banjir ini tidak ada menelan korban jiwa. Hanya kerugian materi akibat rumah dan harta benda yang tidak sempat terselamatkan.

Kata warga, bahwa banjir ini sudah ditinjau oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun. Terlihat di sekitar lokasi, sudah berdiri posko darurat bencana milik BPBD itu. Akan tetapi, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Simalungun terkait bencana banjir ini.

(ES)

Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru