bulat.co.id -
SERGAI | Satuan
Reskrim (Satreskrim)
Polres Serdang Bedagai (Sergai) telah
memeriksa 3
perusahaan
terkait dugaan
pencemaran limbah di sungai seputaran Sei Paret
beberapa waktu lalu,
"Kita sudah periksa 3 perusahaan
perihal dugaan pencemaran limbah di sungai dan akan dilakukan laboratorium
ulang yang kedua," ujar Kapolres Sergai AKBP Oxy Yudha Pratesta melalui Kasat
Reskrim AKP Made Yoga Mahendra, S.I.K kepada wartawan.
AKP Made juga menyebut pihaknya
memang sudah menerima hasil laboratorium pertama yang dikeluarkan oleh UPTD
Laboratorium Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumut
tertanggal 27 Juni 2023 melalui Dinas Lingkungan Hidup Sergai.
Baca Juga :Sergai 13 Hari Hilang, Pamit Mau Beli Bedak">Wanita Belia Asal Sergai 13 Hari Hilang, Pamit Mau Beli Bedak
"Dugaan kandungannya lebih mengarah
ke tapioka," tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan
Hidup Sergai, Hedi Novria kepada wartawan Selasa (25/7/23) membenarkan pihaknya
melakukan uji laboratorium ulang yang kedua.
Sebelumnya, diketahui Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) didampingi pihak Sat
Reskrim Polres Sergai telah melakukan pengambilan sampel air diduga pencemaran
limbah aliran sungai.
Dugaan itu mengakibatkan ikan dan
udang mati serta dapat kerusakan ekosistem, di Desa Simpang Empat - Sei Paret
Kecamatan Sei Rampah beberapa waktu lalu.
Kini hasil laboratorium terkait
dugaan limbah tersebut sudah dikeluarkan oleh Sertifikat hasil uji UPTD
Laboratorium Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumut
tertanggal 27 Juni 2023.
Demikian disampaikan Dollar
Sinuhaji, Kepala UPT Laboratorium DLH Sergai kepada wartawan, Kamis (13/7/23)
di kantornya.
"Dari sertifikat yang diterima, kita
lihat nilai kebutuhan oksigen dalam Air (BOD) dari aliran sungai dihulu yakni
7,69 sedangkan dihilir 10, jadi yang kita peroleh lebih tinggi dari yang
dipersyaratkan seharusnya yakni 3," ujarnya.
Baca Juga :Polsek Perbaungan Bekuk Pelaku Curat
"Memang dari hulu BOD sudah tinggi
seharusnya standar BOD 3. Nah disitulah dugaan adanya limbah," tambahnya.
Lanjutnya, kemudian ada satu lagi
yang tinggi, amonia air yang dihulu yakni NH3N 2,9 dan dihilir 3,2 yang
dipersyaratkan itu 0,2 sehingga oksigen menjadi tinggi dan menyebabkan ikan itu
mati.
"Dari dugaan kemungkinan besar penyebab ikan
mati, ada petani yang bersawah atau berkebun, menaburkan pupuk disiang hari
malamnya hujan sehingga hanyut dan terbawa air menuju sungai, dugaan berasal
dari pupuk urea didalam air bersifat racun," pungkasnya.