bulat.co.id - Beredar sebuah video mengatasnamakan warga, menolak adanya Pesantren Tahfiz Quran di Sibolangit, Deli Serdang. FUI menduga aksi itu dilakukan oleh oknum pegawai tempat bisnis terdekat.
"Saya menyikapi tentu tidak gegabah atas unjuk rasa pada video beredar. Saya langsung menghubungi pemilik pesantren untuk membicarakan itu. Ternyata, pemiliknya kenal saya, saat pengajian di bank," Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumut, Indra Suheri, kepada wartawan, Jumat (16/9/2022).
Dikatakannya, pesantren tersebut sudah berdiri 1970-an, dan dulunya memiliki santri atau tahfiz sebangak 30 an orang secara gratis. Luas area itu sekitar 3,4 Hektar, sebagian bangunan pesatren dan sebagian lahan produktif.
"Saat saya telepon kepada pemilik, tanah itu bersertifikat hak milik dari keluarga besar ibu tersebut dan memiliki IMB. Sekarang yang menghuni pesantren tinggal 10 dari 30 orang sebelumnya. Karena ada teror pihak yang berkesan preman atau pihak lainnya," ucap Indra.
Dikatakannya, pihaknya menduga yang melakukan unjuk rasa itu bukan dari warga setempat, melainkan dari kelompok atau pegawai tempat bisnis yang ada di dekat pesantren tersebut.
"Saya menduga demo itu orang yang bekerja di lokasi bisnis tempat wisata itu. Diduga ada desakan kepentingan dibelakang mereka. Ditambah dengan keterangan pemilik, tidak didukung keluarga setempat. Patutut diduga kuat segelintir orang tertentu karyawan hotel," ucapnya.
Indra menyayangkan adanya unjuk rasa tersebut, karena tempat itu sudah lama berdiri. Bahkan itu merupakan tempat penghafal quran. Sudah pasti, mereka seorang anak yang tidak menggangu masyarakat setempat.
"Saya lihat video itu, tertulis "warga menolak menimbulkan keresahan warga". Itu tulisan opini yang sesat, saya yakin pesantren tahfiz mengajarkan kalam suci. Mereka tidak mau banyak bicara, karena takut hafalannya hilang," ujarnya.
Menurutnya, unjuk rasa itu merupakan framing yang kontra produktif Pancasila. Karena Pancasila merupakan landasan agama.
"Jangan ajarkan kami toleransi, ini terlalu ugal-ugalan. Kita sudah cukup tau tentang toleransi kepada agama, suku dan ras," tambahnya.
Untuk itu, FUI akan melakukan kordinasi komunikatif dengan cara pihak terkait seperti kepolisian, pemerintah setempat lainnya.
"Desakan laskar, besok untuk ke sana. Tapi, kami masih tahap pendekatan," tambahnya.
Saat berita ini diturunkan, belum ada keterangan lebih lanjut pihak kepolisian.
(Ban)