bulat.co.id-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota
Sibolga berencana menggelar operasi pasar murah sebagai langkah mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Kadis Perindag
Sibolga, Ramayana Tambunan kepada wartawan mengungkap, setiap hari anggotanya turun melakukan pemantauan harga secara intensif di Pasar
Sibolga Nauli dan sejumlah pasar tradisional lainnya.
Pemantauan dilakukan secara kontinyu untuk mengetahui perkembangan harga dan inflasi, sekaligus dapat mengambil kebijakan (intervensi) bila suatu saat terjadi kenaikan harga yang signifikan.
"Termasuk saat menjelang hari besar keagamaan, seperti Imlek dan Ramadan 2024. Jika terjadi kenaikan harga signifikan, kami akan menggelar operasi pasar. Jangan sampai harga bahan pokok dan inflasi naik," kata Ramayana Tambunan, Rabu (7/2/2023).
Ramayana Tambunan mengungkap, terkait upaya pengendalian harga dan inflasi, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia
Sibolga.
"Jadi, dalam setiap kegiatan operasi pasar murah, kami selalu berkordinasi dengan TPID, KPw BI
Sibolga, Bulog
Sibolga, dan juga Badan Pusat Statistik (BPS)
Sibolga," katanya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Satgas Pangan dari kepolisian untuk mengantisipasi terjadinya aksi penimbunan bahan pokok oleh pengusaha nakal yang berakibat berkurangnya pasokan dan kenaikan harga.
"Hal ini sangat perlu untuk menghindari adanya potensi penimbunan bahan pokok yang merugikan masyarakat," kata Ramayana Tambunan.
Menurut Ramayana Tambunan, seperti biasa, rencana gelaran operasi pasar murah akan dilakukan di empat titik, yaitu di Kecamatan
Sibolga Selatan,
Sibolga Sambas,
Sibolga Kota dan
Sibolga Utara.
Bahan pokok yang disediakan pada operasi pasar murah nantinya akan disesuaikan. Komoditas apa saja yang berpotensi mengalami kenaikan.
"Semisal, bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula dan telur. Intervensi harga melalui gelaran operasi pasar murah ini dinilai sebagai langkah paling tepat mengendalikan harga," Ramayana Tambunan menambahkan.