bulat.co.id -
JAKARTA | Selain
TNI-
Polri dan aparatur sipil negara (
ASN), Badan Intelijen Negara (
BIN) juga
harus netral dalam
Pemilu 2024.Hal ini dikatakan
akademisi hukum,
Denny Indrayana, menanggapi pernyataan Ketum
PDI-P Megawati Soekarnoputri yang meminta
TNI-
Polri dan
ASN harus netral dalam
Pemilu.
"Pernyataan Ibu
Megawati Soekarnoputri soal
netralitas
TNI dan
Polri itu memang sangat penting untuk didukung dan digaungkan. Itulah elemen penting yang memang hilang dalam Pilpres 2024
netralitas," kata
Denny dalam cuitannya di akun X miliknya.
Namun, yang menjadi catatan, menurut
Denny tidak hanya
TNI-
Polri saja yang
harus diingatkan. Tetapi,
BIN dan juga seluruh elemen birokrasi perlu diingatkan tentang
netralitas.
"Bukan hanya
TNI,
Polri,
BIN juga perlu diingatkan, serta semua elemen birokrasi, tidak terkecuali pemimpin negara sendiri, yang semestinya memberi contoh tauladan," kata
Denny yang merupakan Caleg DPR RI dari Partai Demokrat.
Menurutnya, jika aparatur sudah berpihak ke salah satu paslon. Maka, pesta demokrasi ini sudah terkontaminasi dengan kecurangan.
"Jika aparatur negara sudah menunjukkan keberpihakan kepada salah satu kontestan, maka ruang kompetisi sudah terkontaminasi polusi kecurangan, dan pilpres yang demokratis hanyalah menjadi impian. Rakyat
harus terus melakukan pengawasan dan perlawanan!" tuturnya.
Untuk diketahui,
Denny Indrayana menanggapi berita yang isinya tentang tanggapan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud terkait video viral Mega berpidato di GBK, Jakarta. Dalam video itu,
Megawati mengatakan tentang
TNI-
Polri.
Video itu diposting di media sosial (medsos) TikTok, seperti dilihat detikcom, Minggu (4/2/24). Dalam video itu, terlihat potongan-potongan pernyataan
Megawati Soekarnoputri bicara terkait
TNI-
Polri dan
ASN. Penyataan
Megawati itu disampaikan ketika kampanye akbar Ganjar-Mahfud di GBK pada Sabtu (3/2/24).
Megawati kala itu berbicara terkait
TNI-
Polri bahkan Panglima
TNI. Dalam video itu,
Megawati juga terdengar mewanti-wanti aparat negara.
"Memangnya polisi itu sopo toh yo? Panglima itu sopo yo?" kata
Megawati seperti pada video yang beredar.
"Saya mah polisi lah, sama aparat lah, sama yang namanya Panglima lah, sama yang namanya
ASN lah, jangan sekali-kali lagi mulai hari ini. Lo apa sih?" lanjut
Megawati.
Dalam video itu, muncul narasi yang menyesalkan pernyataan
Megawati tersebut. Narasi tersebut bertuliskan bagaimana para aparat berjuang mempertaruhkan nyawa demi menjaga NKRI.
"Ibu Mega selalu merendahkan
TNI Polri ASN kenapa sih Ibu," bunyi narasi video tersebut.
Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud Achmad Baidowi atau Awiek menjelaskan terkait pernyataan
Megawati tersebut. Dia heran lantaran pernyataan
Megawati dianggap merendahkan atua menghina
TNI-
Polri.
"Menghinannya di mana, ya memang akun-akun medsos yang nggak bertanggungjawab itu kan seringkali memutarbalikkan fakta," ucap Awiek saat dihubungi.
Awiek menilai
Megawati hanya mengingatkan
TNI-
Polri dan
ASN agar menjaga
netralitas. Menurutnya,
Megawati hanya mengingatkan agar
TNI-
Polri dan
ASN tidak menggunakan kekuasaannya untuk menakut-nakuti rakyat.