SBY Beri Catatan Terkait Sistem Pemilu

- Senin, 20 Februari 2023 09:09 WIB
SBY Beri Catatan Terkait Sistem Pemilu
Istimewa
SBY

Menurut SBY, eksekutif, legislatif, dan yudikatif tidak boleh begitu saja menggunakan kekuasaan untuk langsung mengubah hal yang mendasar. Khususnya, mengubah hal yang menyangkut 'hajat hidup orang banyak.'

"Menurut pendapat saya, mengubah sistem pemilu itu bukan keputusan dan bukan pula kebijakan (policy) biasa, yang lazim dilakukan dalam proses dan kegiatan manajemen nasional (kebijakan pembangunan misalnya)," ucapnya.

Rakyat Perlu Diajak Bicara

Bagi SBY, rakyat perlu diajak bicara soal wacana perubahan sistem pemilu. Pemerintah, kata mantan ketua umum Partai Demokrat itu, perlu membuka diri untuk membahas sistem pemilu.

"Bagaimanapun rakyat perlu diajak bicara. Kita harus membuka diri dan mau mendengar pandangan pihak lain, utamanya rakyat. Mengatakan 'itu urusan saya dan saya yang punya kuasa,' untuk semua urusan, tentu tidaklah bijak," katanya.

"Sama halnya dengan hukum politik 'yang kuat dan besar mesti menang, yang lemah dan kecil ya harus kalah,' tentu juga bukan pilihan kita. Hal demikian tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang kita anut bersama," ucapnya.

SBY kemudian menyampaikan nilai nilai warisan dari para pendiri Republik Indonesia seperti musyawarah mufakat hingga berdialog dan berembuk.

"Saya mempelajari secara mendalam, bagaimana dengan cerdas dan arifnya, founding fathers kita. Bung Karno, Bung Hatta, Yamin, Supomo, Ki Bagus dan lain-lain, bersedia untuk berembuk dan saling mendengar untuk merumuskan dasar-dasar negara baru (Republik Indonesia) yang dinilai paling tepat," katanya.

Bagi SBY, rakyat perlu dijelaskan soal perubahan sistem pemilu secara gamblang. Perlu disampaikan apa yang berbeda antara sistem terbuka dan sistem tertutup.

"Mereka harus tahu bahwa kalau yang digunakan adalah sistem proporsional tertutup, mereka harus memilih parpol yang diinginkan. Selanjutnya partai politiklah yang hakikatnya menentukan kemudian siapa orang yang akan jadi wakil mereka," kata SBY.

"Sementara, jika sistem proporsional terbuka yang dianut, rakyat bisa memilih partainya, bisa memilih orang yang dipercayai bisa menjadi wakilnya, atau keduanya partai dan orangnya," ucapnya.

Penulis
:
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru