8 Fakta Terkait Jatuhnya Pesawat Latih TNI AL

- Kamis, 08 September 2022 10:03 WIB
8 Fakta Terkait Jatuhnya Pesawat Latih TNI AL
Pesawat latih TNI AL. (Foto: Istimewa)

bulat.co.id - Sebuah pesawat latih milik TNI Angkatan Laut (AL) jatuh di Selat Madura, Jawa Timur (Jatim). Berikut adalah beberapa hal yang diketahui sejauh ini soal insiden tersebut.

Pesawat jatuh tersebut merupakan pesawat udara (Pesud) jenis G-36 Bonanza T-2503. Menurut Kadispenal Laksma Julius Widjojono, pesawat itu jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) pagi kemarin, Rabu (7/9/2022).

TNI AL mengerahkan 13 KRI, 1 kapal AL (KAL), 1 tim Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan 1 tim penyelam. Polres Bangkalan melaporkan pesawat itu jatuh di antara wilayah Bangkalan dan Gresik.

Berikut adalah 8 fakta terkait jatuhnya pesawat latih tersebut:

1. 2 Orang Dalam Pesawat

Dikabarkan terdapat dua orang dalam pesawat latih tersebut. Sampai saat ini proses pencarian masih dilakukan.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono membeberkan pilot yang menerbangkan pesawat tersebut.

"Tercatat pesawat tersebut diterbangkan Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady NRP 22360/P," kata Julius dalam jumpa pers di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2022).

Kopilot yang mendampingi Judistira Eka permadi adalah Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti dengan NRP 22613/P.

2. Jatuh Saat Latihan
Pesawat hilang berjenis G-36 Bonanza T-2503 hilang saat latihan. Dinas Penerangan Komando Armada II (Dispen Koarmada II) mengatakan pesawat tersebut mengalami kecelakaan saat Konvoi KRI melakukan latihan. Bonanza dalam kegiatan ini menjadi penyerang.

"Pesawat tersebut mengalami kecelakaan saat Konvoi KRI melaksanakan latihan Anti Serangan Udara (Air Defense Exercise), dalam hal ini Bonanza berperan sebagai penyerang," kata Kepala Dinas Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma Julius Widjojono dalam keterangannya.

3. 13 KRI Hingga Kopaska Dikerahkan untuk Mencari

TNI AL mengerahkan 13 kapal Republik Indonesia (KRI) hingga tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) untuk melakukan upaya maksimal dalam pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR).

"Saat ini, TNI Angkatan Laut mengerahkan 13 KRI, 1 KAL (Kapal AL), 1 tim Kopaska, dan 1 tim penyelam," kata Kadispenal Laksma Julius Widjojono dalam keterangannya, Rabu (7/9/2022).

Upaya SAR tersebut dipimpin Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI TSNB Hutabarat dan Komandan Guspurla Koarmada II Laksma TNI Deny Prasetyo.

4. Titik Keberadaan Pesawat Ditemukan
Danpuspenerbal Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menyebut pihaknya sudah mendapatkan titik diduga keberadaan pesawat latih yang jatuh tersebut.

"Info dari Pangkoarmada dua yang langsung di lapangan melaporkan bahwa diduga titik yang ditemukan ini mudah-mudahan bangkai pesawat tersebut karena selain kita menggunakan alat peralatan sonar yang ada di kapal, itu menampilkan wujud atau siluet bentuk badan pesawat," kata Dwika di Mabes AL, Cilangkap, Rabu (7/9/2022).

Dwika mengungkapkan titik tersebut didapat dari tangkapan sonar yang digunakan dalam proses pencarian. Hasil dari pemantauan, pesawat tersebut ditemukan jatuh di kedalaman 10-15 meter di bawah laut.

"Memang secara gambar yang ada di sonar itu bentuknya hanya siluet. Masih terlihat bentuk pesawatnya di kedalaman antara 10-15 meter," ujarnya.

5. Kondisi Pilot Belum Diketahui
Dwika belum memastikan kondisi dua kru yang berada di dalam pesawat. Meski, titik hilangnya pesawat telah ditemukan. Penyebabnya, alat sonar hanya bisa menampilkan siluet pesawat.

"Jadi kembali saya sampaikan bahwa hasil yang dilihat dari layar monitor sonar adalah bentukan hanya siluet pesawat. Jadi Kita tidak bisa detail melihat apakah masih ada kru kondisi seperti apa memang tidak terlihat karena itu bentuknya hanya siluet," pungkas Dwika.

Dwika mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menunggu kepastian tim penyelam yang melakukan proses evakuasi.

"Kemungkinan sampai penyelam yang melaksanakan pertolongan telah benar-benar dapat menemukan dan melaporkan kondisi penerbang," ujarnya, dikutip detikcom.

6. Pesawat Tak Dilengkapi Kursi Lontar
Danpuspenerbal Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menyebut pesawat tersebut tidak dilengkapi dengan kursi lontar. Jenis pesawat Bonanza memang didesain tidak memiliki kursi lontar.

"Memang secara desain tidak dilengkapi kursi lontar," kata Dwika dalam jumpa pers di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2022).

Dwika mengatakan pesawat G-36 Bonanza T-2503 merupakan jenis pesawat latih yang juga berfungsi sebagai pesawat pengangkut. Karena itu, lanjutnya, pesawat tersebut tidak dilengkapi dengan kursi lontar.

"Jenis pesawat bonanza ini memang pesawat latih yang juga sebagai pesawat transport atau pesawat ringan yang tidak dilengkapi kursi lontar," ujarnya.

7. Hilang Kontak 10 Menit Usai Lepas Landas
Sebelum terjatuh, pesawat tersebut diduga terlebih dulu mengalami gangguan. Pesawat hilang kontak setelah 10 menit lepas landas.

"Pesawat tersebut mengalami gangguan kemungkinan, jatuh ke laut dan tenggelam," kata Danpuspenerbal Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan.

8. Evakuasi Terkendala Cuaca
Dwika Tjahja Setiawan menyampaikan kendala dalam proses evakuasi. Proses evakuasi disebut terkendala cuaca.

"Proses ini (evakuasi) tidak bisa kita tentukan. Seperti sekarang di lokasi masih hujan sehingga tim kesulitan," kata Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2022).

Dwika mengatakan arahan Kelapa Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono proses evakuasi harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu, direncanakan Yudho bakal meninjau langsung TKP jatuhnya pesawat tersebut.

"Tadi dari Bapak KSAL menyatakan atensi khusus terkait peristiwa ini. Kemungkinan Bapak KSAL dalam waktu dekat akan meninjau langsung lokasi. Tapi sesuai perintah Bapak KSAL, secepat mungkin kita akan melakukan evakuasi," ujarnya. (Red)

Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru