bulat.co.id -Kabar duka datang dunia politik dan ekonomi tanah air.Rizal Ramli,tokoh yang belakangan kerap mengkritik pemerintah dan sarat dengan kontroversi, meninggal dunia pada Rabu (2/1/2024) pukul 19.30 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM.
Rizal Ramli wafat di usia 69 tahun.Tokoh asal Sumatera Barat (Sumbar) ini meninggalkan tiga orang anak dan dua orang cucu.
Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954. Ia adalah seorang mantan
tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia.
Rizal Ramli pernah menduduki beberapa jabatan penting di pemerintahan. Di antaranya Kepala Bulog, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur.
Rizal pernah ditawari oleh Soeharto untuk menjadi menteri di Kabinet Pembangunan VII serta pernah ditawari oleh Gus Dur untuk menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, namun semuanya ditolaknya. Barulah ketika Gus Dur memintanya menjadi Kepala Badan Urusan Logistik, ia menerima.
Ia lalu dipindah menjadi Menteri Keuangan. Dia juga pernah menjadi komisaris utama pada BUMN, di antaranya di PT. Semen Gresik dan BNI.
Di era Presiden Joko Widodo, Rizal Ramli pernah dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Ia menggantikan Indroyono Soesilo sejak 12 Agustus 2015.
Namun setelah itu ia justru kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. Ia kerap menempatkan diri sebagai oposisi, meski bukan pelaku politik praktis.
Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.
Kontroversi Rizal Ramli
Tidak lama setelah diangkat sebagai Menko Kemaritiman dan Sumber Daya pada 2015, Rizal Ramli mengeluarkan pernyataan yang mengundang kontroversi di kalangan pemerintahan dan masyarakat umum.
Ia mengusulkan pembatalan rencana pembelian pesawat baru oleh Kementerian BUMN untuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Menurut Rizal pembelian pesawat baru tersebut adalah kebijakan yang tidak tepat dan memboroskan uang negara.
Beberapa hari kemudian, Rizal juga mengkritik proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt yang dianggap tidak realistis dan mengatakan bahwa rencana itu adalah proyek ambisius Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang tertunda.
Pada tahun 2018, Rizal Ramli menyatakan siap maju untuk mencalonkan diri sebagai capres dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019.
Bahkan ia juga melontarkan sebuah janji yang akan ditepatinya jika terpilih menjadi presiden. Rizal Ramli berjanji akan menangkap 100 orang berengsek Indonesia pada hari pertamanya menjabat sebagai seorang presiden.
Orang-orang berengsek tersebut kemudian akan dibuangnya ke Pulau Malaria di Indonesia tengah.
Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.