"Saya memakai istilah itu sebagai istilah yang biasa di dalam perdebatan
politik, karena standar saja kan, bajingan. Yang kita persoalkan adalah hak
orang untuk mengucapkan sesuatu, kenapa dihalangin gitu. Saya berhak mengajukan
pandangan politik saya seperti saya menghormati hak para pemuji dan pemuja
Jokowi," tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan tak menyerang Jokowi secara pribadi. Bahkan dia
heran jika para relawan Jokowi yang malah melaporkan dirinya ke polisi,
sementara Jokowi tidak.
Baca Juga :Rocky Gerung 'Bajingan'">Tanggapan Jokowi Disebut Rocky Gerung 'Bajingan'
"Saya menghormati Pak Jokowi, dia baik sebagai kepala keluarga, tapi dia
buruk sebagai kepala negara. Itu faktanya kan. Jadi orang mesti tahu bahwa saya
mendeskripsikan keadaan bahkan mendeskripsikan keadaan psikologi Presiden
Jokowi. Saya nggak mendeskripsikan personelnya atau personanya, kan nggak, di
mana-mana saya ucapkan itu," ujarnya.
"Nah sekarang saya dilaporkan, siapa yang laporin? Pak Jokowi? Pasti Pak
Jokowi nggak akan laporin, karena Pak Jokowi tahu ini bukan delik aduan, ini
mungkin Jokowi mengerti, ini relawannya ngapain sih laporin, dia aja nggak
laporin kok," tambahnya.
Untuk diketahui, relawan Jokowi sempat hendak melaporkan Rocky Gerung ke
Bareskrim pada Senin (31/7) dengan Pasal 218 ayat 1 KUHP yang isinya adalah 'setiap
orang yang di muka umum menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri
Presiden atau Wakil Presiden dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun
6 bulan atau pidana denda paling banyak kategori IV. Namun laporan itu ditolak,
dan kemudian diarahkan menjadi pengaduan masyarakat (dumas).
Begini pernyataan Rocky yang dinilai menghina Jokowi, kalimat kasar disensor:
Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang
peduli nanti. Tetapi, ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia mesti
pergi ke China buat nawarin IKN. Dia mesti mondar-mandir dari satu koalisi ke
koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya
sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita.
Itu b** yang t. Kalau dia b* pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur
Hidayat. Tapi b* t* itu sekaligus b** yang pengecut. Ajaib, b** tapi pengecut.
(dhan/dtk)