bulat.co.id -Masyarakat kembali digemparkan dengan munculnya sebuah 'pulau baru' pasca gempa bermagnitudo 7,5 di
Maluku Barat Daya. Pulau tersebut terbentuk dan ditemukan usai gempa yang menggoyang Kepulauan Tanimbar itu.
Atas kejadian munculnya pulau secara misterius ini, Penyelidik Bumi Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Supartoyo angkat suara. Dia mengatakan bahwa ada beberapa hipotesis mengenai terbentuknya pulau pasca gempa tersebut.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 7,9 Guncang Maluku, BMKG Sempat Keluarkan Peringatan Tsunami">Gempa Magnitudo 7,9 Guncang Maluku, BMKG Sempat Keluarkan Peringatan Tsunami
Memang, pihaknya belum mengkaji lebih lanjut lagi tentang pulau jenis apa yang muncul tersebut. Namun Dia menjelaskan bahwa ada 3 hipotesis terbentuknya pulau yang terletak di Desa Teinaman, Kecamatan Tanimbar Utara.
"Ini ada beberapa kemungkinan hipotesis ya, pertama kalau yang di Pakistan itu disebutkan dia sebagai 'mud volcano'. Kemudian ada juga hipotesis yang menyatakan sebagai linovaksi. Ada juga seperti yang terjadi di Nias ini merupakan gejala-gejala pengangkatan akibat berada pada Zona Prisma Akresi yaitu zona patahan," terang Supartoyo, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (13/1/2023).
Selain itu, dia menyebutkan minimnya data yang tersedia juga masih menjadi kendala dalam mengkaji lebih lanjut mengenai kemunculan pulau tersebut. Yang terang, kata Supartoyo, munculnya pulau baru itu terjadi karena tiga jenis hipotesis tersebut.
"Itu bisa semuanya sih, jadi sekali lagi tergantung kepada data. Kalau saya ditanya, ya saya bisa menjawab ketiganya itu bisa ya," ungkap Supartoyo.
Sementara Kepala Bidang Mitigasi
Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan peristiwa itu adalah fenomena alam biasa. Kemunculan pulau tersebut disebut sebagai mud volcano.
"Sebenarnya peristiwa alam semacam ini merupakan fenomena alam biasa yang dikenal dengan istilah kemunculan gunung lumpur yang populer disebut sebagai 'mud volcano'," kata Daryono.
Daryono menjelaskan fenomena itu pernah terjadi di beberapa wilayah lain. Misalnya
Gempa Ormara Makran berkekuatan M 8,1 (28 November 1945),
Gempa Niikappu Jepang M 8,6 (4 Maret 1952), dan
Gempa Gobi Altay Mongolia dengan M 8,3 (4 Desember 1957).
Berikutnya juga pernah terjadi di Pakistan pada
Gempa Kandewari dengan M 7,7 pada 26 Januari 2001. Dua lainnya adalah
Gempa Andaman dengan M 9,2 (26 Desember 2004) dan
Gempa Gwadar Pakistan dengan M7,7 (24 September 2013).
Menurutnya, apa yang terjadi di Tanimbar kerap muncul setelah terjadi gempa kuat. Tekanan di dalam lapisan kulit Bumi terakumulasi saat cairan dan gas tidak bisa keluar karena setelah terjebak dalam lapisan sedimen.
Dia menambahkan material lunak yang ditekan akibat adanya gempa akan overpressure.
Gempa akan memberikan tekanan lebih pada lapisan plastis di bawah dan akan menyebar keluar, yang pada akhirnya memicu kemunculan pulau baru itu.
"Gunung lumpur 'pulau baru' akhirnya terbentuk ketika cairan dan gas dalam bumi menemukan jalan keluar ke permukaan melalui rekahan batuan yang terbentuk akibat guncangan gempa kuat," jelasnya.
Material lunak berikutnya akan bergerak ke atas rekahan secara perlahan. Material akan membawa lumpur membentuk gunungan lumpur. Namun dia menjelaskan 'pulau baru' akan hilang dengan sendirinya.
"Namun demikian umumnya 'pulau baru' ini akan hilang dengan sendirinya," ucapnya.