bulat.co.id -Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras. Rencananya, beras yang akan diimpor sebanyak 500 ribu ton.
Di tengah kebijakan impor, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo justru mengatakan ketersediaan dan produksi beras saat ini optimal. Ia sendiri tak banyak berkomentar mengenai kebijakan impor.
"Yang saya bisa jawab ketersediaan beras, dan panen kita, produksi kita ini sangat optimal sesuai perencanaan di atas 10,42 juta hektar dan produksinya sangat maksimal," katanya di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Baca Juga:Sayur Mayur Terus Melonjak Naik, Ada yang Bersedih dan Tersenyum
Terangnya, pada bulan November-Desember merupakan masa tanam. Sementara, masa panen jatuh pada Januari, Februari dan Maret.
"Oleh karena itu tentu saja di saat-saat seperti ini lahan-lahan pertanian memang lagi dalam penanaman bukan masa panen," ujarnya, dilansir dari detikcom.
Dia melanjutkan, ketersediaan beras saat ini merupakan yang terbesar. Syahrul menegaskan, ia mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS).
"Ketersediaannya yang tercatat oleh kita inilah ketersediaan terbesar. Tetapi tetap bahwa data BPS menjadi rujukan kita semua. Oleh karena itu yang ingin saya jawab ketersediaan dari neraca pangan yang ada 12 komoditi termasuk beras sangat aman untuk kita," ungkapnya.