bulat.co.id -Jumlah balita yang mengalami stunting di Kota Semarang mencapai 1.267 jiwa. Angka ini, disebutkan sudah menurun dibanding tahun 2022. Untuk akhir 2024 mendatang, jumlah stunting tersebut ditargetkan menjadi nol.
"Sekarang bayi 1.267. Penurunannya kemarin dari bulan Desember masih di angka 3.500-an. Kemudian turun jadi 2.000 lalu 1.300. Tapi saya masih belum puas kok turunnya sedikit-sedikit," kata Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu baru-baru ini.
Berbagai upaya dilakukan Pemkot Semarang untuk menekan jumlah stunting, mulai dari sosialisasi pola makan sehat kepada para ibu hingga membuat menu buku untuk antisipasi stunting.
Baca Juga :Indonesia Menuju Endemi Covid-19, Ini Perubahannya
"Saat ini yang kita kembangkan itu rumah pelita, daycare untuk stunting. Nanti pada perubahan anggaran, saya minta Kadinkes di 16 kecamatan ada rumah daycare untuk intervensi agar 2024 bisa nol persen stunting di Kota Semarang," tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin mengatakan, penanganan stunting tidak hanya pada anak yang sudah terindikasi tapi mulai pada edukasi ke calon pengantin. Saat ini juga sedang disiapkan kurikulum soal gizi untuk anak sekolah.
"Kami juga sudah mulai masuk ke dalam pendidikan gizi untuk anak usia dini sejak Januari 2022 lalu, dengan menggandeng Kemendikbudristek. Di mana nanti akan ada kurikulum yang mengenalkan pendidikan gizi untuk anak usia dini, yakni makanan sehat," jelas Rudatin. (dan/dtk)