bulat.co.id -
MEDAN | Jembatan penyeberangan yang
menghubungkan gang perbatasan, di Jalan
Brigjen Katamso, antara Kecamatan
Medan Maimun dan Kecamatan
Medan Polonia,
ambruk.
Jembatan ini merupakan akses penyeberangan yang biasanya digunakan anak sekolah.
Jembatan tersebut tepatnya berada di atas aliran Sungai Deli. Jembatan itu sudah ambruk dan masuk ke sungai. Di perbatasan jembatan itu sudah dipasang peringatan kepada warga agar tidak melintasi jembatan.
Seorang warga bernama Biah (48) mengaku peristiwa itu terjadi sekira pukul 09.21 WIB tadi. Biah mengaku turut menyaksikan langsung ambruknya jembatan itu. Pasalnya, saat itu dia tengah berjualan tepat di samping jembatan tersebut.
"Tadi pagi sekira jam 9.21 WIB itu," kata Biah saat diwawancarai.
Biah menyebut saat itu peristiwa itu ada seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang tengah berada di atas jembatan. Sebelum jembatan ambruk, kata Biah, sempat beberapa kali terdengar suara pertanda bahwa jembatan akan ambruk.
Begitu mendengar suara itu, remaja yang hendak melintasi jembatan itu langsung melarikan diri. Tak lama, jembatan itu langsung ambruk hingga menimbulkan getaran dan suara yang cukup kencang.
"Rupanya pas seperempatan mau nyeberang, bunyi gitu. Jadi, pas aku lihat, dia (remaja) nggak lari dari situ, aku jerit lah 'kemari-kemari', baru nggak lama bunyi lagi klotek gitu, barulah anak itu lari, barulah pelan-pelan (ambruk)," ujarnya.
Biah mengaku juga sempat menjerit dan memberi peringatan kepada warga sekitar. Dia takut ada warga yang tengah berada di bawah jembatan itu.
"Aku jerit-jerit lah, awas-awas, biasa di bawah itu (jembatan) kan ada bapak-bapak mancing," kata Biah.
Dia mengaku tidak ada korban dalam peristiwa itu. Biah menyebut jembatan itu merupakan akses anak-anak yang ingin pergi ke sekolah baik dari arah Medan Polonia ke Medan Maimun, maupun sebaliknya. Untuk itu, dia berharap jembatan itu dapat segera diperbaiki.
Dia juga menyebut bahwa jembatan itu sudah sempat didatangi oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution.
"Iya (didatangi Bobby). Iya (akses sekolah) karena itu ada SMP 34, ada SD 40. Jadi, memang tempat kami jalan lah ini. Harapan kami secepatnya lah dibetulin, karena kayak kami SD, masa jalan dia ke sana harus mutar, ongkosnya berapa lagi, kalau mau mutar kan jauh kali," ujarnya.
Warga lain bernama Rahman menyebut jembatan itu sudah dibangun cukup lama. Sebelum roboh, jembatan itu memang sudah dalam kondisi yang cukup buruk.
"Kalau roboh itu karena termakan usia. Kedua, pernah itu pohon besar timpa jembatan ini, makanya mereng dia. (Jembatan) sudah lama kali, dari jaman Belanda, sebelum kita merdeka sudah ada," ujarnya.
Dia menyebut jembatan itu juga sudah lama dalam kondisi rusak. Jembatan itu merupakan bekas rel kereta api yang digunakan warga untuk akses penyeberangan.
"Sudah lama kali, ini bukan jembatan sebetulnya hanya rel, tapi dipergunakan warga untuk penyeberangan. Khususnya, untuk pejalan kaki, penyeberangan akses anak sekolah," tambahnya.
Rahman mengatakan bahwa jembatan itu sebelumnya hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Sementara untuk kendaraan roda dua dan yang lainnya tidak bisa karena kondisinya yang sudah sangat tua.
"Untuk kereta (motor) nggak bisa dia kan kondisi jembatannya sudah gak memungkinkan lagi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, jembatan ini juga sudah sempat roboh. Warga sekitar bernama Rahmat mengatakan jika jembatan itu ambruk kemarin sekitar pukul 13.00 WIB. Jembatan itu ambruk saat dilalui oleh anak sekolah yang melintas.
"Semalam kebetulan pas jam 1 anak sekolah siswa dari SMP 34 mau menuju ke rumah pulang, mereka bergerombolan, mereka ayun-ayun, ambruk lah ini, 1 anak jatuh ke lantainya," kata Rahmat, Rabu (17/7).
Wali Kota Medan Bobby Nasution sendiri disebut telah datang tadi malam ke lokasi. Bobby memasang garis polisi dan mengimbau warga agar tidak menggunakan jembatan tersebut.
"Tadi malam Pak Wali datang, mereka cek jembatan dan membuat policy line ini, mengimbau sama kami supaya titi ini jangan dilalui lagi," ujarnya.