Harga CPO Turun, Ekspor di Sumut Diprediksi Anjlok

Hendra Mulya - Rabu, 07 Juni 2023 09:15 WIB
Harga CPO Turun, Ekspor di Sumut Diprediksi Anjlok
Internet
bulat.co.id -Turunnya harga CPO membuat ekspor di Sumut diprediksi akan mengalami keanjlokan.

Tercatat, saat ini ekspor di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan hingga 23,3 persen per April 2023. Adapun nilai ekspor saat ini sebesar USD 689 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin mengungkapkan bahwa penurunan ekspor ini terjadi lantaran melemahnya permintaan negara ekspor.

"Ekspor di April 2023 mencapai USD 698 juta, ada penurunan 23,3 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar USD 910 juta. Ini lebih dari penurunan harga CPO dan juga permintaan ekspor yang menurun dari berbagai negara berdampak ke Sumut," ungkap Hasanudin, Selasa (6/6/23).

Berdasarkan data BPS Sumut, ekspor golongan barang utama Sumut per April 2023, lemak dan minyak hewan/nabati turun menjadi USD 373 juta, turun USD 104,88 juta atau sebesar 28,12 persen dibanding Maret 2023 sebesar USD 268 juta.

"Menurun itu ekspor CPO, memang masih dominan tapi produk ini yang menyebabkan turun," ujarnya.

Penurunan ini juga diikuti oleh karet dan barang dari karet turun per April 2023 menjadi USD 51,9 juta dari USD 76,7 juta.

"Ada penurunan USD 24,7 juta untuk produk ekspor karet dan turunannya," ujarnya.

Sementara itu, ekspor kopi, teh, dan rempah-rempah justru mengalami kenaikan sebesar 9,37 persen dari USD 29 juta menjadi USD 32 juta.

Dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor, Sumut banyak kehilangan nilai ekspor dari berbagai negara. Di antaranya ada Tiongkok sebesar USD 112,24 juta per April 2023, turun dibanding sebelumnya sebesar USD 155,84 juta per Maret 2023.

Nah, apabila dilihat dari periode Januari-April 2023, ekspor ke Belanda paling anjlok yang turun hingga 64,17 persen dari USD 234 juta pada Januari-April 2022 menjadi USD 84 juta di Januari-April 2023.

"Sebenarnya dari waktu Ukraina sama Rusia ada pengaruhnya tapi ini lebih kepada demand yang menurun karena mungkin kebutuhan fiskal di masing-masing negara ada tekanan nih, jadi mungkin berdampak kepada para importir di negara-negara itu," pungkasnya. (HM/dtc).

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru