bulat.co.id - Para pedagang kaki lima berniat untuk berjualan di
Pasar Ex Bioskop Tapanuli yang telah selesai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Namun sayangnya, kondisi kios dan losd di
Pasar Ex Bioskop Tapanuli ini tak seperti yang mereka harapkan.
Salah satunya, Romli Rangkuti, salah satu pedagang sepatu bekas di kawasan Panyabungan yang sudah beberapa mengecek kondisi kios di
Pasar Ex Bioskop Tapanuli. Menurut Romli secara luas, kios di pasar itu masih tergolong sempit jika untuk digunakan sebagai kios berjualan.
"Kalau sudah dipasang rak untuk sepatu, bisa-bisa pembeli berdesakan di dalam kios. Soalnya kalau secara pandangan mata saja, kiosnya terlihat terlalu sempit. Kalau bisa kiosnya dibuat lebih lebar sedikit," ungkap Romli.
Romli juga mengkritisi rolling door penutup kios di pasar tersebut. Dia mengatakan beberapa kios tampak rolling door tidak berfungsi. Dia yakin pedagang tidak akan mau mengeluarkan uang untuk melakukan perbaikan rolling door yang rusak itu.
"Kalau harus keluarin uang untuk memperbaiki rolling door lagi, mana ada pedagang yang mau. Belum lagi jualan untuk harus keluarin uang untuk benerin ini itu. Rugi aja lah yang ada. Ditambah lagi kita bisa lihat kondisi sungai Aek Mata di depan pasar, apa ada yang bisa jamin musim hujan gini ga meluap. Nanti baru mulai jualan udah banjir pula," tuturnya.
Sementara itu, Kepala
Dinas Perdagangan Madina, Parlin Lubis yang ditemui di ruangannya, Jum'at (21/3/2025) menjelaskan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan
Dinas Perdagangan tidak dilibatkan dalam pembangunan pasar Ex Bioskop Tapanuli. Dia mengatakan, bangunan pasar itu diserahkan ke
Dinas Perdagangan setelah selesai dibangun.
"Perihal bangunan pasar, baik pasar baru maupun pasar Ex Bioskop Tapanuli itu
Dinas Perdagangan tidak pernah terlibat dalam proses pembangunan. Setalah selesai dibangun, baru kemudian diserahkan ke kami untuk dikelola," ungkap Parlin.
Parlin juga akui banyak hal yang harus dibenahi di
Pasar Ex Bioskop Tapanuli tersebut. Dia sudah melihat langsung baik kondisi kios maupun los di pasar tersebut. Sehingga dia pun harus mengakui bahwa masih banyak kekurangan.
"Itulah kondisinya, apa adanya,
Dinas Perdagangan tidak ada anggaran untuk membenahi kekurangan yang ada. Kita serahkan ke padagang yang akan berjualan disana. Apakah siap dengan kondisi kios dan losd yang ada saat ini atau tidak dan itulah adanya. Kami hanya menawarkan kondisi yang ada untuk saat ini. Bagaimanapun yang namanya bisnis (dagang) pastilah memperhatikan keamanan dan kenyamanan juga," jelasnya.