BPS Lembata Gelar Pelatihan Petugas Lapangan Regsosek Tahun 2022

- Senin, 03 Oktober 2022 19:37 WIB
BPS Lembata Gelar Pelatihan Petugas Lapangan Regsosek Tahun 2022
BPS Lembata memberi pelatihan bagi petugas lapangan sensus penduduk tahun 2022 - (Foto: bulat.co.id/ted)

bulat.co.id - Salah satu program unggulan Jokowi pada tahun 2023 adalah pendataan secara jujur terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat seluruh Indonesia.

Pendataan awal Regsosek dilaksanakan dengan metode sensus untuk seluruh Kepala Keluarga tanpa terkecuali di 514 Kabupaten/Kota seluruh indonesia termasuk Kabupaten Lembata yang terdiri dari 144 desa dan 7 Kelurahan yang menyebar pada 9 Kecamatan.

Untuk meningkatkan kapasitas petugas lapangan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata menggelar pelatihan. Ada dua gelombang dalam pelatihan itu yakni, gelombang pertama untuk PPL Kecamatan Buyasuri, Omesuri, Lebatukan, Wulandoni dan Nagawutung yang digelar di Hotel Olimpic Senin (3/10/2022).

Sedangkan gelombang kedua melibatkan PPL dari kecamatan Nubatukan, Ile Ape, Ile Ape Timur dan Atadei. Hal ini disampaikan Ketua Panitia kegiatan Yusno Buyanaya kepada media di Ballroom Olimpic Senin (3/10/2022).

Menurut dia, pendataan awal registrasi sosial ekonomi merupakan implementasi dari undang-undang sistem perlindungan sosial. Dan tranformasi data menuju registrasi sosial ekonomi itu merupakan perubahan penyediaan data sosial ekonomi dari sektoral menjadi data yang terintegrasi dan akurat.

Dia menguraikan, pendataan awal regsosek bakal menghasilkan data terpadu, tidak hanya untuk program perlindungan sosial, tetapi juga data kondisi sosial ekonomi keluarga yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan. Hal itu tercermin dari variabel yang dikumpulkan yakni data kependudukan, ketenagakerjaan, perlindungan sosial, perumahan, pendidikan, kesehatan, disabilitas dan pemberdayaan ekonomi. 

"Karena itu para petugas lapangan baik Koseka, PML dan PPL harus berkomitmen menyukseskan kegiatan yang sangat strategis ini," ungkapnya.

Untuk peserta dari Kecamatan Buyasuri ada 50 orang, Lebatukan ada 26 orang, Nagawutun 29 orang dan Wulandoni 23 orang. Sedangkan gelombang kedua yakni kecamatan Ile Ape jumlah PML 7 orang PPL 22 orang, Ile Ape Timur PML 3 orang PPL 11 orang, Nubatukan PML 15 orang, PPL 60 orang dan Atadei PML 5 orang PPL 18 orang.

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata, Feliksia P. K. Siola dalam sambutan saat membuka kegiatan mengungkapkan pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022 adalah kegiatan Super Prioritas. 

Reformasi program perlindungan sosial diarahkan pada perbaikan basis data penerima melalui pembangunan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) serta percepatan penghapusan kemiskinan di NTT.

Oleh karena itu, melalui pendataan awal Regsosek 2022 akan dihasilkan basis data seluruh penduduk yang terdiri atas profil, kondisi sosial, ekonomi, dan tingkat kesejahteraan yang terhubung dengan data induk kependudukan serta basis data lainnya hingga tingkat desa/kelurahan.

Untuk mewujudkan tujuan pendataan awal Regsosek 2022 dibutuhkan Petugas Lapangan yang harus memenuhi standar profesional, berintegritas dan menjunjung tinggi kode etik statistik.

"Kami membutuhkan petugas lapangan yang memiliki karakter, kompetensi dan literasi yang baik. Petugas lapangan yang dibutuhkan memiliki karakter moral (jujur dan rendah hati) dan karakter kinerja (kerja keras, ulet, tangguh, tidak mudah menyerah). Kedua karakter tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan pengumpulan data di lapangan yang sangat bervariasi. Tantangan terbesar pengumpulan data adalah menghadapi penolakan oleh responden padahal target pendataan awal Regsosek 2022 adalah 100 persen respon atau zero non respons," ungkapnya.

Mereka juga membutuhkan petugas lapangan yang kompeten. Ada empat kompetensi yang harus dibangun yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi. 

Dia menambahkan petugas lapangan paling minimal harus memahami tujuh cakupan data yang akan dikumpulkan yaitu kondisi sosial-ekonomi demografis, kondisi perumahan dan sanitasi air bersih, kepemilikan aset, kondisi kerentanan kelompok penduduk khusus, informasi geospasial, tingkat kesejahteraan, dan informasi sosial ekonomi lainnya.

Selain itu literasi dan pendekatan budaya juga menjadi penting dalam melaksanakan pendataan di masyarakat agar data yang didapat benar benar valid dan jujur.

(ted)

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru