bulat.co.id - Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) menjadi bagian dari tahapan kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden 2024.
Dukungan kepada setiap Capres-Cawapres kian mencolok.
Debat menjadi salah satu ajang untuk menyampaikan gagasan, visi misi kepada publik.
Dilansir dari laman Komisi Pemilihan Umum (KPU), debat capres dan cawapres 2024 akan digelar sebanyak lima kali mulai Desember 2023 hingga Februari 2024.
Mungkinkah debatCapres dan Cawapres menentukan pilihan pemilih ?
Dosen Hukum Tata Negara (HTN) Fakultas Hukum Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Dr Ferdinandus N. Lobo, S.H.,M.H turut memberikan tanggapan.
Dikatakan Ferdi Lobo, debatCapres dan Cawapres merupakan salah satau even menarik dalam Pemilu yang ditunggu-tunggu masyarakat Pemilih.
Karena melalui tahapan debat tersebut, masyarakat dapat mengetahui dan mengenal gagasan, visi misi capres dan cawapres apakah dapat menyentuh hal yang esensial dengan harapan dan kebutuhan masyarakat ataukah sebaliknya.
Dikatakan lebih lanjut, menurutnya, apakah debat tersebut berpengaruh atau tidak terhadap perubahan pilihan masyarakat/pemilih bisa tidak dan bisa juga ya.
"Bisa tidak, karena dalam masayarakat pemilih ada 2 kategori yaitu pemilih tradisional yang loyal (loyal voters) yang sudah mempunyai preferensi pilihannya pada figur tertentu dan pemilih yang rasional yang belum mantapkan pilihannya atau biasa dikenal dengan swing voters dan undecided voters.
Swing voters dari Pemilu ke Pemilu cenderung meningkat, para Capres/Cawappres menyasar pada potensi swing voters dan undecided voters untuk merebut suara mereka," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, faktor keberpengaruhan pelaksanaan debat dengan arah pilihan pemilih sangat relatif.
"Kalau pemilih loyal cenderung untuk tidak berubah terkecuali ada blunder-blunder politik tertentu yang menyentuh sensitivitas suasana kebathinan pemilih," ungkap Ferdi Lobo.
"Debat Capres dan Cawapres sebaliknya pelaksanaan debat dapat mempengaruhi arah pilihan politik bagi pemilih-pemilih rasional yang masuk dalam kelompok swing voters dan undecided voters," jelas Ferdi, akademisi.