Kecamatan Nubatukan Penyumbang Terbanyak Balita Penderita Stunting di Lembata

- Senin, 31 Oktober 2022 17:57 WIB
Kecamatan Nubatukan Penyumbang Terbanyak Balita Penderita Stunting di Lembata
Remuk Stunting tingkat Kabupaten Lembata - (Foto: bulat.co.id/ted)

bulat.co.id - Kecamatan Nubatukan tercatat memiliki jumlah anak balita stunting terbanyak di Kabupaten Lembata. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata pada Februari 2022, anak balita stunting di Kecamatan Nubatukan sebanyak 444 (prevelensi stunting 22,8 persen) dari total 1.946 balita yang ditimbang. 

Sedangkan di kecamatan lainnya, Nagawutung sebanyak 222, Omesuri sebanyak 395, Wulandoni sebanyak 130, Atadei sebanyak 123, Hadakewa sebanyak 191, Ile Ape sebanyak 138, Ile Ape Timur sebanyak 25 dan Buyasuri sebanyak 136.

Sehingga, total jumlah anak balita stunting di Kabupaten Lembata sebanyak 1804 (prevelensi stunting 22,2 persen) dari total 8130 balita yang ditimbang. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata Gabriel Bala Warat, melihat ada tren penurunan kasus stunting di Kabupaten Lembata satu persen setiap bulan.

Menurut dia, berdasarkan pengukuran manual, angka prevelensi stunting cenderung turun hingga menyentuh angka 15,9 persen. Jadi, dia harap, pada pengukuran di bulan Februari 2023, angka stunting di Lembata bisa menurun hingga 10 persen. 

Bahkan, enam desa di empat kecamatan yang masuk kategori zero stunting setelah dilakukan intervensi terintegrasi.

Keenam desa itu yakni Desa Waimatan, Baolwliduli, dan Lamagute di Kecamatan Ile Ape Timur, Desa Palilolong di Kecamatan Ile Ape, Desa Lolong, Kecamatan Nagawutun, dan Desa Doripewut, Kecamatan Atadei.

Gabriel mengharapkan kepada desa-desa yang sudah zero stunting agar tetap dipertahankan. Agar tak ada lagi penambahan kasus dan ke depan bisa menjadi desa model pembelajaran menurunkan stunting.

Dalam penanganan stunting, terangnya, para kepala desa telah mengalokasikan anggaran di setiap desa.

"Intervensi penanganan selama ini, semua kepala desa siapkan dana untuk penanganan, dengan jumlah variatif," katanya, Sabtu, (29/10/2022). 

Selain itu, setiap dinas di Lembata juga dibagi untuk mendampingi desa-desa yang ada. Setiap dinas kebagian mendampingi satu desa, kecuali Dinas Kesehatan dan RSUD yang mendapatkan dua desa dampingan.

Berkat pendampingan yang dilakukan bersama secara terintegrasi, maka pada Agustus ketika dilakukan penimbangan, angka stunting turun drastis.

Lebih lanjut, tandas Gabriel, pada Tahun Anggaran 2022 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata mendapatkan alokasi anggaran dari APBD yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 1 Miliar.

Anggaran DAK dari Pemkab Lembata ini ditujukan bagi pengadaan alat ukur stunting sebanyak 113 unit, dalam mendukung upaya pencegahan stunting di Kabupaten Lembata.

Gabriel mengatakan, penanganan stunting di Kabupaten Lembata terus dilakukan secara terintegrasi. Penanganan stunting di Kabupaten Lembata juga mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Pusat.

"Sekarang rekanan sedang pengadaan. Alat ukur ini nantinya kita distribusi ke 113 desa melalui Puskesmas," terang Bala Warat Gabriel.

Pengadaan alat ukur ini diharapkan bisa membantu petugas di lapangan dalam melakukan pengukuran. Selama ini, tim rutin melakukan pengukuran dan penimbangan.

Alat ukur yang ada diharapkan dapat membantu proses pendataan yang baik. Untuk itu, setiap desa dikerahkan untuk melakukan penimbangan dengan menghadirkan seluruh sasaran.

Penimbangan periode yang lalu hanya enam kecamatan yang mendatangkan seluruh sasaran. Sehingga, dari hasil penimbangan itu, diketahui enam desa di empat kecamatan sudah mencapai zero stunting.

(ted)

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru