Tabrakan Pesawat Airbus A350 vs Dash-8 Coast Guard di Bandara Haneda Jepang Sudah Diprediksi Pakar

Hadi Iswanto - Kamis, 04 Januari 2024 16:15 WIB
Tabrakan Pesawat Airbus A350 vs Dash-8 Coast Guard di Bandara Haneda Jepang Sudah Diprediksi Pakar
Tabrakan pesawat di Bandara Haneda Jepang, lima tewas, ratusan penumpang nyaris jadi korban
bulat.co.id -Sebuah tabrakan dahsyat di landasan pacu bandara Haneda, Tokyo, telah menimbulkan kecemasan dalam keselamatan bandara. Sebelumnya, para pakar sudah menyuarakan mengenai potensi insiden semacam ini.

Diberitakan, pesawat Japan Airlines (JAL) Airbus A350 tabrakan dengan pesawat Dash-8 Coast Guard yang ada di landasan pacu sesaat akan mendarat. 379 penumpang dan awak pesawat Airbus selamat sementara 5 awak pesawat penjaga pantai itu tewas.

Masih terlalu dini memastikan penyebabnya. Hingga kini penyelidik sedang memeriksa percakapan antara pengontrol dan pilot.

Namun penyelidikan awal mengungkap bahwa A350 itu diberi izin untuk mendarat, namun di sisi lain, pesawat Penjaga Pantai tidak diizinkan lepas landas.

Himbauan Pakar

Dikutip detik dari Reuters, ini adalah kecelakaan signifikan pertama Airbus A350 yang beroperasi sejak 2015, dan kehancuran pertama akibat kebakaran pada pesawat komposit karbon generasi baru.


Belum lama ini, kelompok pakar keselamatan di AS menyerukan tindakan global untuk mencegah potensi tabrakan di landasan pacu ketika langit jadi lebih padat.

"Meski ada upaya selama bertahun-tahun untuk mencegahnya, itu masih terjadi," kata CEO Flight Safety Foundation Hassan Shahidi.

"Risiko pelanggaran landasan pacu merupakan kekhawatiran global, dan potensi konsekuensi dari pelanggaran tersebut sangat parah," tambahnya.

Nyaris Sering Terjadi

Meski tabrakan darat yang mengakibatkan cedera atau kerusakan jarang terjadi, potensi korban jiwa termasuk yang tertinggi dan kejadian nyaris celaka sering terjadi.

Tahun 2016, pesawat China Eastern Airbus A320 yang mengudara dari Shanghai hampir menabrak A330 dari maskapai yang sama. Banyaknya kejadian nyaris celaka di Amerika Serikat juga menyebabkan dibentuknya panel ahli untuk mengatasi kelelahan staff pengontrol.

Flight Safety Foundation menyebut gangguan komunikasi sering berperan dalam hal ini. Kurangnya peralatan elektronik untuk menghindari tabrakan di darat dibandingkan di udara juga jadi perhatian.

"Banyak insiden serius bisa dihindari melalui teknologi kesadaran situasional yang lebih baik yang dapat membantu pengontrol lalu lintas udara dan pilot mendeteksi potensi insiden di landasan pacu," kata Shahidi.

Administrasi Penerbangan Federal mengatakan 35 bandara AS dilengkapi sistem yang disebut ASDE-X yang menggunakan radar, satelit, dan alat navigasi untuk melacak pergerakan di bandara.

Tahun 2018, Airbus bekerja sama dengan Honeywell pada sistem yang disebut SURF-A, atau Surface-Alert, untuk membantu mencegah tabrakan di landasan dengan memberikan peringatan visual dan audio ke pilot. Namun karena cukup mahal dan faktor lain, teknologi itu belum diimplementasikan.

Walau pendaratan otomatis makin meningkat, ahli mengatakan masih banyak hal bergantung pada pemeriksaan visual pilot. Mereka mungkin terganggu beban kerja tinggi atau kaburnya landasan pacu di malam hari.

"Saya pikir penyelidikan akan banyak fokus pada jarak dan juga apa yang dapat dilihat oleh kru (JAL). Mungkinkah mereka secara fisik melihat pesawat itu di landasan pacu," kata mantan penyelidik kecelakaan udara AS John Cox.

Pencahayaan merupakan masalah dalam tabrakan tahun 1991 antara pesawat USAir dan pesawat SkyWest Airlines di Bandara Los Angeles. "Salah satu dampaknya adalah awak USAir secara fisik tak bisa melihat SkyWest Metroliner. Meski berada di landasan pacu, pencahayaannya sedemikian rupa sehingga Anda secara fisik tak dapat melihatnya," katanya.

Penulis
: Hadi Iswanto
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru