Stok Obat Menepis, Pasien di Gaza Dioperasi Tanpa Dibius

Hendra Mulya - Senin, 23 Oktober 2023 12:15 WIB
Stok Obat Menepis, Pasien di Gaza Dioperasi Tanpa Dibius
Penanganan korban serangan Israel di Jalur Gaza. (Foto : Dokumentasi Golden Future Indonesia)

bulat.co.id -MEDAN | Sejumlah pasien di Gaza korban gempuran Israel terpaksa menjalani operasi tanpa anestesi atau obat bius.

Hal itu terjadi karena rumah sakit di Jalur Gaza semakin mendekati kehancuran akibat blokade Israel yang memutus pasokan listrik, makanan dan barang kebutuhan pokok lainnya di wilayah tersebut.

"Tidak ada yang lebih ngeri dari jeritan pasien yang dioperasi tanpa cukup anestesi, kecuali mungkin wajah-wajah penuh ketakutan mereka yang menunggu giliran operasi," kata seorang ahli bedah ortopedi dr Nidal Abed (51) tahun, dikutip dari AP News.

Baca Juga :Gaza Jadi 4.651 Jiwa, 14.245 Orang Terluka">Korban Tewas di Gaza Jadi 4.651 Jiwa, 14.245 Orang Terluka

Abed mengatakan semakin banyak korban terluka imbas serangan Israel yang semakin intensif hingga memenuhi rumah sakit.

Saking penuhnya, Abed mengaku melakukan tindakan medis termasuk pembedahan darurat kepada pasien di manapun yang dia bisa, lantai koridor, dan lainnya.

Bahkan, tanpa persediaan medis yang cukup, Abed mengaku hanya bisa merawat pasien dengan apa pun yang ditemukan, seperti pakaian untuk perban, cuka untuk antiseptik, jarum jahit untuk alat bedah.

"Kami kekurangan segalanya, dan kami menghadapi operasi yang sangat rumit," kata dr Abed, yang bekerja dengan Doctors Without Borders, kepada The Associated Press dari Rumah Sakit Al Quds.

"Orang-orang ini ketakutan, begitu juga saya. Tetapi tidak mungkin kami akan mengungsi," lanjutnya.

Abed menuturkan, selain krisis obat-obatan, air bersih juga minim. Persediaan dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi juga semakin menipis. Termasuk juga bahan bakar untuk generator rumah sakit semakin berkurang.

"Makanan, air dan obat-obatan pertama kali masuk ke Gaza dari Mesir pada hari Sabtu setelah terhenti di perbatasan selama berhari-hari. Empat truk konvoi bantuan dari 20 truk membawa obat-obatan dan pasokan medis," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meskipun begitu, pekerja bantuan dan dokter mengatakan bantuan tersebut tidak cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza.

Baca Juga :Israel Bom Bandara di Damaskus dan Aleppo Suriah, 2 Orang Tewas">Israel Bom Bandara di Damaskus dan Aleppo Suriah, 2 Orang Tewas

"Ini mimpi buruk. Jika lebih banyak bantuan tidak masuk, saya khawatir kita akan sampai pada titik di mana pergi ke rumah sakit akan lebih banyak ruginya daripada manfaatnya," kata Mehdat Abbas, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Sebelumnya, Israel memulai kampanye pengebomannya setelah militan Hamas menyerbu perbatasan pada 7 Oktober dan menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 200 lainnya.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru