Staf Diduga Terlibat dalam Serangan Hamas ke Israel, UNRWA Putus Asa Dana Distop

Hendra Mulya - Selasa, 30 Januari 2024 10:30 WIB
Staf Diduga Terlibat dalam Serangan Hamas ke Israel, UNRWA Putus Asa Dana Distop
Istimewa
bulat.co.id - GAZA | Semakin banyak negara yang menghentikan pendanaan untuk badan terbesar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang beroperasi di Gaza, seiring dengan semakin parahnya krisis akibat dugaan peran beberapa staf dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.Jepang dan Austria telah menangguhkan pembayaran kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Amerika, Inggris, Jerman dan Italia juga termasuk di antara negara-negara yang telah menangguhkan pendanaan.

UNRWA mengatakan kepada BBC bahwa mereka "sangat putus asa" karena kebutuhan kemanusiaan di Gaza terus meningkat dari waktu ke waktu.

Juliette Touma, direktur komunikasi UNRWA, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa tuduhan tersebut sangat serius.

"Kami sangat putus asa. Hal ini terjadi pada saat kebutuhan kemanusiaan di Gaza semakin meningkat," katanya, seraya menambahkan bahwa dia sendiri telah mengunjungi wilayah tersebut minggu lalu.

"Orang-orang terus mengungsi. Orang-orang kelaparan. Waktu terus berjalan cepat menuju kelaparan," ujarnya.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah kelaparan. Namun kekurangan dana yang kita hadapi saat ini, ketika setidaknya 10 donor terbesar menghentikan sementara pendanaan, hal ini akan berdampak sangat buruk, dampak yang sangat serius terhadap operasi kemanusiaan terbesar di Gaza saat ini," lanjutnya.

Dia mengatakan UNRWA belum melihat buktinya, namun tuduhan tersebut sedang diselidiki oleh kantor pengawasan PBB di New York.

Seperti diketahui, badan tersebut telah memecat beberapa stafnya atas tuduhan bahwa mereka terlibat pada tanggal 7 Oktober, ketika orang-orang bersenjata Hamas menyusup ke Israel, menewaskan sekitar 1.300 orang sebagian besar warga sipil dan menyandera sekitar 250 lainnya kembali ke Gaza.

Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut mengatakan lebih dari 26.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak telah terbunuh di Gaza sejak Israel melancarkan operasi militer besar-besaran sebagai tanggapan.

Sebanyak 1,7 juta orang lainnya telah meninggalkan rumah mereka, dan banyak dari mereka berlindung di fasilitas UNRWA.

Menurut sebuah laporan di New York Times, sebuah dokumen intelijen Israel menuduh bahwa hampir 200 pekerja UNRWA adalah anggota Hamas atau Jihad Islam, tanpa memberikan bukti rinci.

Berkas tersebut juga menuduh bahwa setidaknya 12 pekerja menyeberang ke Israel pada tanggal 7 Oktober. UNRWA telah memecat sembilan dari pegawai tersebut dan mengatakan pihaknya sedang menyelidikinya.

Laporan lain yang diterbitkan oleh Wall Street Journal, yang juga mengutip dokumen intelijen Israel, menyatakan bahwa sekitar 1.200 dari 12.000 karyawan UNRWA di Gaza memiliki hubungan dengan Hamas atau Jihad Islam.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru