bulat.co.id -
BEIRUT| Ribuan
orang meng
hadiri pemakaman Saleh al-Arouri di Beirut, pemimpin tertinggi
Hamas yang
dibunuh dalam dugaan
serangan Israel di ibu kota Lebanon dua hari lalu.
Massa membawa spanduk dengan fotonya dan mengibarkan bendera Palestina dan
Hamas di jalan-jalan di tengah suara musik, doa, dan tembakan keras, sementara para pejabat
Hamas bersumpah untuk membalas.
Pembunuhan Arouri merupakan pukulan bagi Hamas. Dia adalah wakil pemimpin
Hamas dan tokoh penting di Brigade Izzedine al-Qassam, sayap bersenjata kelompok tersebut. Kejadian ini juga memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas di wilayah tersebut. Serangan ini juga menghantam sekutunya di Lebanon, Hizbullah, gerakan kuat yang didukung Iran, ketika menyerang Dahiyeh, pinggiran kota yang merupakan basis kelompok tersebut.
Di Lebanon, sekali lagi, fokusnya adalah pada apa yang akan dilakukan oleh Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah yang berpengaruh.
Kurang dari 24 jam setelah
serangan itu, ia berbicara kepada para pengikutnya, dalam pidato yang dijadwalkan untuk memperingati komandan Iran Qassem Soleimani, yang terbunuh dalam
serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) empat tahun lalu. Dia tidak bisa mengabaikan apa yang baru saja terjadi di halaman belakang rumahnya sendiri.
Seperti biasa, Nasrallah berbicara dari lokasi yang dirahasiakan, dan menggambarkan pembunuhan Arouri sebagai "agresi
Israel yang mencolok" yang tidak akan luput dari hukuman.
"Jika musuh mempertimbangkan untuk melancarkan perang melawan Lebanon, pertempuran kami tidak akan mengenal batas atau aturan," katanya.
Namun, yang terpenting, tidak ada ancaman terbuka untuk menyerang Israel, yang tidak mengkonfirmasi atau menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan tersebut, maupun indikasi bagaimana Hizbullah akan bertindak.