bulat.co.id -Presiden Rusia,
Vladimir Putin kembali memberi sinyal baru soal perang Rusia dan Ukraina. Ia dengan tegas mengatakan ancaman perang nuklir meningkat.
"Dalam hal ancaman perang nuklir, Anda benar, ancaman tersebut meningkat," tegasnya dalam pertemuan di Kremlin dengan Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Rusia, Kamis (8/12/2022).
"Mengenai gagasan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata semacam itu terlebih dahulu dalam keadaan apa pun, maka itu berarti kita juga tidak bisa menjadi yang 'kedua untuk menggunakannya'," tambahnya, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia.
Baca Juga:Vladimir Putin Idap Sakit Kanker dan Parkinson?">Vladimir Putin Idap Sakit Kanker dan Parkinson?
Ia pun mengaku mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir. Namun tentu ada syarat kapan itu bisa dilakukan.
"Namun demikian, kami memiliki strategi ... kami mempertimbangkan senjata pemusnah massal, senjata nuklir," tegasnya dalam kesempatan itu.
"Semuanya didasarkan pada apa yang disebut serangan balasan. Yaitu, ketika kami diserang, kami menyerang sebagai tanggapan," ancamnya.
Dalam kesempatan itu, ia pun menyinggung bahwa
Amerika Serikat (AS) telah menempatkan banyak senjata nuklir ke Eropa. Hal itu, tak dilakukan Rusia.
Meski begitu, ujarnya, Kremlin akan melakukan segala cara untuk melindungi sekutunya. Tapi ditekankanya lagi, bahwa senjata nuklir hanya tindakan pencegahan.
"Kami tidak gila. Kami menyadari apa itu senjata nuklir. Kami memiliki sarana ini, dalam bentuk yang lebih maju dan modern daripada negara nuklir lainnya. Jelas," katanya.
"Tapi kami tidak akan mengacungkan senjata ini seperti silet, berkeliaran di seluruh dunia. Tentu saja, kami melanjutkan dari fakta bahwa itu ada. Ini adalah faktor pencegah agar tidak memicu perluasan konflik," tambahnya lagi.
"Tetapi pencegah. Saya harap semua orang memahami ini," katanya lagi memperingatkan.
Perang Masih Lama
Sementara itu, dalam kesempatan sama, dikutip CNBC International dari terjemahan NBC, Putin mengatakan invasinya ke Ukraina bisa "lama". Perlu diketahui, saat ini pertempuran sudah memasuki bulan ke-10.
Dia menambahkan bahwa "tidak ada penarikan massal" dari posisi Rusia di Ukraina. Dari 300.000 tentara cadangan yang dipanggil selama wajib militer sebagian yang dicanangkan Putin awal tahun ini, ia berujar 150.000 sekarang berada di Ukraina.