Perundingan Gencatan Senjata Gaza Kembali Deadlock Gegara Sulit Temukan Solusi

Hendra Mulya - Kamis, 18 April 2024 09:17 WIB
Perundingan Gencatan Senjata Gaza Kembali Deadlock Gegara Sulit Temukan Solusi
Istimewa
bulat.co.id - QATAR | Perundingan gencatan senjata di Gaza yang sedang dilakukan di Kairo, Mesir, dilaporkan mengalami kebuntuan atau 'deadlock'. Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed Al Thani yang menjadi mediator gencatan senjata Gaza, mengatakan negosiasi tidak langsung mengenai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza sebagian besar terhenti.

Qatar bersama Mesir dan Amerika Serikat (AS) yang menjadi penengah antara Israel dan Hamas, mengatakan pembicaraan berada dalam fase yang sulit.

"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi hambatan ini," terang PM Qatar tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dikutip BBC.

Sheikh Mohammed dari Qatar mengatakan para mediator berusaha untuk menjaga negosiasi gencatan senjata tetap berjalan meskipun ada perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang bertikai.

"Kita sedang melewati fase sulit dan ada beberapa kendala," katanya pada konferensi pers bersama timpalannya dari Rumania.

"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi hambatan ini dan bergerak maju," lanjutnya.

Sheikh Mohammed meminta komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan menghentikan perang ini, memperingatkan bahwa warga sipil di Gaza menghadapi pengepungan dan kelaparan, dan bantuan digunakan sebagai alat pemerasan politik.

Sebuah penilaian yang didukung PBB mengatakan bulan lalu bahwa 1,1 juta orang atau setengah dari populasi menghadapi bencana kelaparan dan kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara. PBB menyalahkan pembatasan yang dilakukan Israel, pertempuran yang kian memanas, dan hancurkanya ketertiban umum.

Perundingan ini mengusulkan gencatan senjata enam minggu di mana Hamas akan membebaskan 40 perempuan, anak-anak dan sandera lanjut usia atau sakit.

AS menuduh kelompok bersenjata Palestina menjadi penghalang gencatan senjata setelah mereka secara terbuka menolak tawaran terbaru pada akhir pekan.

Gencatan senjata selama seminggu pada bulan November menghasilkan 105 sandera sebagian besar perempuan dan anak-anak yang dibebaskan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Pada Sabtu (13/4/2024), Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka siap untuk menyetujui perjanjian pertukaran sandera yang serius dan benar dengan Israel tetapi menolak apa yang saat ini sedang dibahas.

Mereka juga menegaskan kembali bahwa mereka tetap berpegang pada tuntutan gencatan senjata permanen yang akan mengarah pada penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal ke rumah mereka.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru