Dilanda Hujan Terparah, Sejumlah Wilayah Tiongkok Terendam Banjir

Hendra Mulya - Kamis, 03 Agustus 2023 11:15 WIB
Dilanda Hujan Terparah, Sejumlah Wilayah Tiongkok Terendam Banjir
Warga dievakuasi dengan perahu akibat banjir di Zhuozhou di provinsi Hebei, Tiongkok utara, selatan Beijing, Rabu, 2 Agustus 2023. (AP)
bulat.co.id -TIONGKOK |Hujan yang mengguyur wilayah Tiongkok berhari-hari membuat sebagian wilayah termasuk ibu kota Beijing terendam banjir. Hujan ini merupakan yang terparah dalam 140 tahun terakhir.

Banjir yang merendam Beijing dengan air berwarna cokelat membawa berton-ton sampah, pada Rabu (2/8/23). Sementara itu, jalan-jalan utama di provinsi Hebei di barat daya ibu kota berubah menjadi sungai.

Baca Juga :Bom Bunuh Diri Pakistan Tewaskan Puluhan Orang, ISIS Diduga di Balik Serangan Itu

Foto dari udara yang diambil AFP dari kota Zhuozhou di Hebei menunjukkan, lahan pertanian di daerah sekitar yang terendam banjir hingga berkilo-kilometer.

Petugas penyelamat di salah satu bagian wilayah Zhuozhou menggunakan perahu karet untuk mengangkut mi instan, roti, dan air minum ke penduduk yang terjebak banjir, dan terpaksa hidup tanpa listrik atau sinyal ponsel.

Seorang pria berusia 34 tahun bermarga Liu menceritakan kisahnya, terjebak di dalam gedung percetakan tempatnya bekerja sejak Senin lalu.

"Pertama kami mencoba membendung air, tetapi kemudian tidak mungkin," kata Liu.

Ia melanjutkan,"Kami tidak bisa mengeluarkan peralatan atau material pabrik kami untuk berlindung. Kami terjebak di dalam bangunan sampai tengah hari sebelum diselamatkan".

Kepala regu penyelamat Zhou Libin, membawa timnya yang pertama tiba di Zhouzhou. Ia mengatakan, sebanyak 1.000 orang telah dievakuasi sejauh ini. "Yang tersisa sejumlah orang tua yang tidak mudah untuk dipindahkan, dan kami masih mengoordinasikannya".

Baca Juga :Penumpang Kapal Pesiar Jatuh Dekat Selat Singapura, Maritim Pimpin Pencarian

Kantor cuaca di Beijing pada Rabu mengatakan, hujan yang mengguyur ibu kota Tiongkok dalam beberapa hari terakhir adalah yang terparah sejak pencatatannya dimulai 140 tahun lalu. Para ilmuwan mengatakan, cuaca ekstrem seperti itu diperburuk oleh perubahan iklim.

Sedikitnya 20 orang tewas, dan 19 lainnya hilang akibat hujan ekstrem yang dipicu topan super Doksuri ini.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru