Bertemu Pemimpin Israel, Menlu AS Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata

Hendra Mulya - Rabu, 01 Mei 2024 14:58 WIB
Bertemu Pemimpin Israel, Menlu AS Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata
Menlu AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv, pada 1 Mei 2024. (Foto: AFP/EVELYN HOCKSTEIN)
bulat.co.id - JAKARTA | Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan pemimpin di Tel Aviv, Israel. Dalam pertemuan itu, Blinken mendesak agar Hamas menyetujui gencatan senjata yang dapat membebaskan sandera.

Hal itu disampaikan Blinken saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv, Israel. Washington telah meningkatkan tekanan pada semua pihak untuk mencapai gencatan senjata, sebuah pesan yang didorong oleh Blinken yang sedang melakukan tur regionalnya yang ketujuh sejak perang Gaza pecah pada bulan Oktober.

"Bahkan di masa-masa yang sangat sulit ini kami bertekad untuk mencapai gencatan senjata yang membawa pulang para sandera - dan mewujudkannya sekarang," kata Blinken, dilansir AFP, Rabu (1/5/24).

"Dan satu-satunya alasan mengapa hal itu tidak tercapai adalah karena Hamas," sambungnya.

Peran Herzog sebagian besar hanya bersifat seremonial. Kemudian Blinken dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyhu. Diketahui Netanyahu mendesak AS menyerukan gencatan senjata, lebih banyak bantuan ke Gaza, dan perlindungan yang lebih baik bagi warga sipil.

Beberapa jam sebelum Blinken mendarat di Tel Aviv pada Selasa malam, Netanyahu bersumpah untuk mengirim pasukan darat Israel ke Rafah meskipun AS mengkhawatirkan keselamatan 1,5 juta warga sipil yang berlindung di kota paling selatan Gaza.

"Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalion Hamas di sana dengan atau tanpa kesepakatan," katanya kepada keluarga beberapa sandera yang masih ditahan di Gaza, saat berada di kantornya.

Pernyataan Netanyahu muncul ketika Hamas sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata terbaru yang diusulkan dalam pembicaraan di Kairo dengan mediator AS, Mesir dan Qatar.

Pihak Hamas mengatakan mereka sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata selama 40 hari dan pertukaran sejumlah sandera dengan jumlah tahanan Palestina yang lebih besar.

Hamas, yang utusannya kembali dari perundingan Kairo ke markas mereka di Qatar, menyebut akan "membahas gagasan dan proposal tersebut", kata sumber Hamas, seraya menambahkan bahwa "kami ingin merespons secepat mungkin".

Al-Qahera News, sebuah situs yang terkait dengan badan intelijen Mesir, sebelumnya melaporkan bahwa perunding Hamas akan "kembali dengan tanggapan tertulis".

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP bahwa pemerintah "akan menunggu jawaban hingga Rabu malam", dan kemudian "membuat keputusan" apakah akan mengirim utusan ke Kairo.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru