Banyak Keluhan Warga +62 Usai Vaksin Booster, Pria Jerman Ini Mengaku Biasa Saja Usai Vaksin 217 Kali

Hadi Iswanto - Selasa, 12 Maret 2024 17:40 WIB
Banyak Keluhan Warga +62 Usai Vaksin Booster, Pria Jerman Ini Mengaku Biasa Saja Usai Vaksin 217 Kali
Seorang pria asal Jerman berusia 62 tahun justru mengaku tidak mengalami efek samping usai vaksin sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.
bulat.co.id - Banyak orang khususnya warga Indonesia mengeluh mengalami penurunan kemampuan fisik usai vaksin booster atau vaksin dosis ketiga. Seorang pria asal Jerman berusia 62 tahun justru mengaku tidak mengalami efek samping usai vaksin sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Tidak ada tujuan khusus, pria itu hanya melakukan vaksinasi Covid-19 untuk alasan pribadi.

Para peneliti kemudian menghubungi pria tersebut untuk memeriksa respons tubuhnya terhadap beberapa suntikan Covid-19.

"Kasus uji kami divaksinasi dengan total delapan vaksin berbeda, termasuk vaksin mRNA berbeda yang tersedia," kata dr Kilian Schober dari Universitas Erlangen-Nuremberg dalam sebuah pernyataannya, dikutip dari laman Euronews Health, Selasa (12/3/2024).

"Pengamatan bahwa tidak ada efek samping yang terlihat yang dipicu terlepas dari hyper vaksinasi yang luar biasa ini menunjukkan bahwa obat-obatan memiliki tingkat tolerabilitas yang baik," katanya.

Kemungkinan alasan pria tersebut tidak mengalami efek samping dikarenakan vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan infeksi tetapi dapat mengajarkan tubuh cara melawan penyakit.

Kekebalan Lebih Tinggi

Uniknya, tim malah menemukan bahwa pria itu memiliki tingkat sel kekebalan dan antibodi yang lebih tinggi terhadap virus corona daripada orang-orang dalam kelompok kontrol mereka yang telah menerima tiga dosis vaksin.

Karena jika tidak, hyper vaksinasi mungkin tidak menyebabkan pria itu memiliki sistem kekebalan yang terganggu atau efek samping.

Bahkan seorang Jaksa Penuntut Umum memverifikasi adanya 130 vaksinasi selama sembilan bulan sebagai bagian dari dugaan kasus penipuan, walaupun tidak ada tuntutan pidana yang diajukan terhadap pria itu.

Lebih lanjut, para peneliti memperingatkan bahwa penelitian hanya melihat satu kasus dan mereka tidak dapat menggeneralisasikan kesimpulan untuk publik.

"Penelitian saat ini menunjukkan bahwa vaksinasi tiga dosis, ditambah dengan vaksin top-up reguler untuk kelompok rentan tetap menjadi pendekatan yang disukai. Tidak ada indikasi bahwa lebih banyak vaksin diperlukan," ucap Schober.

"Penting kami tidak mendukung hyper vaksinasi sebagai strategi untuk meningkatkan kekebalan adaptif," katanya

Penulis
: Hadi Iswanto
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru