bulat.co.id -Populasi hewan dan tumbuhan di
Antartika dikhawatirkan alami
kepunahan terbesar dalam sejarah. Sejumlah Ilmuwan memperhitungkan, pada akhir abad ini akan terjadi penurunan populasi jika konservasi tidak digalakkan.
Spesies yang paling terdampak dalam penurunan populasi paling tajam adalah hewan penguin. Jenis Penguin yang diprediksi akan diambang
kepunahan adalah
penguin kaisar,
penguin Adelie,
penguin chinstrap, dan nematoda tanah.
Hasil tersebut didapat setelah peneliti melakukan analisis dua bagian saat mengumpulkan data ilmiah untuk menentukan satwa liar
Antartika mana yang paling berisiko di bawah skenario
pemanasan global dalam skala sedang dan parah.
Dikutip dari New Scientist via kompas pada Minggu (25/12/2022), Jasmine Lee dari British Antarctic Survey bersama rekan-rekannya kemudian meminta 29 ahli internasional bidang keanekaragaman hayati
Antartika untuk menilai biaya dan keefektifan berbagai strategi pengelolaan selama abad berikutnya, seperti pengurangan pariwisata dan penyebaran spesies invasif.
Di bawah strategi manajemen saat ini dan
pemanasan global dalam skala sedang, tim menemukan 65 persen populasi tumbuhan dan hewan darat akan menurun jumlahnya pada akhir abad ini.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Dunia Tersembunyi di Antartika
Jika pemanasan terbatas di bawah 2 derajat Celsius pada tahun 2100, perkiraannya turun menjadi 31 persen.
"Semua orang cenderung menganggap
Antartika sebagai 'hutan belantara' yang terpencil dan tak tersentuh yang bebas dari ancaman yang di hadapi seluruh dunia. Tetapi pada kenyataannya menunjukkan sebaliknya," kata Lee.
Dalam studinya, peneliti menyebut populasi burung laut diperkirakan akan mengalami penurunan paling tajam.
Penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) akan kehilangan 90 persen populasinya pada tahun 2100, sebagian besar karena mereka bergantung pada es untuk berkembang biak.
Sementara itu, nematoda tanah kering dan
penguin Adelie (Pygoscelis adeliae) diperkirakan populasi akan menurun lebih dari setengahnya.
Baca juga: Ditemukan 2 Planet Miliki Kandungan Air, Ilmuwan Dalami Untuk Layak Huni
Kendati demikian, tidak semua spesies menderita akibat perubahan iklim.
Seperti beberapa tanaman berbunga asli yang diperkirakan bakal menyebar karena pengaruh suhu yang lebih hangat dan lebih banyak air cair yang tersedia.
Akhirnya, 29 ahli secara kolektif mengidentifikasi 10 langkah kunci untuk mengurangi kerusakan paling parah dengan biaya tahunan sebesar $23 juta yang dapat membantu hingga 84 persen tumbuhan dan hewan.
Solusi yang paling menjanjikan adalah meningkatkan perlindungan habitat bagi spesies yang rentan, mengelola penyebaran penyakit, dan mengurangi masuknya spesies invasif.
"Saya harap kita dapat cukup memitigasi perubahan iklim sehingga itu bukan masa depan yang akan kita lihat," ungkap Lee.
Hasil studi tentang menurunnya populasi hewan dan tumbuhan di
Antartika ini telah dipublikasikan di jurnal PLoS Biology.