bulat.co.id - Di Pemalang, Jawa Tengah, kendaraan kereta kayu yang ditarik
seekor kuda dinamakan Dokar atau Andong. Ada juga yang menyebutnya dengan
delman. Delman merupakan alat transportasi massal yang pernah berjaya di
Indonesia, ternasuk di Jawa Tengah.
Pada bagian timur Kota Pemalang, seperti di Kecamatan Ulujami,
Comal , Ampel Gading dan Bodeh, masyarakat menyebut transportasi ini dengan
sebutan Glinding. Untuk masyarakat Pemalang kota dan sekitarnya, Delman dikenal
dengan Dokar.
Baca Juga: Kalau Bukan Asli Gadis Jangan Coba Main Tari Sintren
Sedangkan masyarakat selatan Kabupaten Pemalang, seperti Kecamatan
Bantarbolang dan Randudongkal, menyebutnya dengan PIR. Pemanfaatan kuda atau
dokar khususnya di Kota Nasi Grombyang ini menjadi alat transportasi pada masa
lalu karena dapat digunakan buat perjalanan jarak jauh. Sebab kuda mempunyai
stamina dan tenaga yang kuat.
Dahulu delman atau dokar pernah digunakan ,sebagai angkutan
antar kota , pada saat kereta api dan kendaraan bermotor belum ada. Seiring perkembangan zaman, di Kabupaten
Pemalang Dokar atau Andong digunakan hanya untuk jarak dekat atau di pedesaan.
Disamping sudah banyaknya kendaraan bermotor sekarang ini,
juga karena adanya peraturan yang berlaku tentang pengoperasian dokar, terutama
di Kota Pemalang.
Salah satu tukang dokar atau andong yang masih bertahan
adalah Wasmo (60). Warga Paduraksa ini menuturkan, sudah menjalani pekerjaan
menjadi kusir dokar pada sekitar tahun 1975-an. Ia menlakoni profesi ini saat
dirinya masih remaja.
"Masa kejayaan Dokar dahulu itu, narik satu hari cukup buat
biaya hidup satu minggu. Sekarang tinggal nunggu rejeki dari orang yang masih
mau menggunakan jasa angkutan Dokar," katanya, Jumat (3/3/2023).
Wasmo biasa mangkal di Pasar Paduraksa sejak pagi hari. Biasanya
para pedagang yang membawa dagangannya ke pasar pagi Kota Pemalang adalah
orang-orang yang masih setia menjadi pelanggannya.
Ketika penumpang dokarnya dirasa sudah cukup, barulah kereta
kudanya beringsut pelan, menapaki jalanan aspal dari Paduraksa hingga ke Pasar Pagi
Kota. Sekitar 6 kilometer dokarnya menempuh jalan.
"Sulit sekarang Mas ndokar (narik dokar). Sudah
penumpang tak tentu, rumput dan bekatul buat pakan kudanya juga mahal," katanya.