Anies Sebut Harun Al Rasyid di Debat Capres 2024, Anak Pendukung Prabowo yang Tewas Ditembak Saat 2019

Hadi Iswanto - Selasa, 12 Desember 2023 20:56 WIB
Anies Sebut Harun Al Rasyid di Debat Capres 2024, Anak Pendukung Prabowo yang Tewas Ditembak Saat 2019
Anies Baswedan dan Harun al Rasyid
bulat.co.id -Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut Harun Al Rasyid yang tewas saat kerusuhan Slipi pada 22 Mei 2019.

Harun Al Rasyid disebut Anies sebagai anak dari salah satu pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

"Dan yang tidak kalah penting, hadir bersama saya, ayah dari Harun Al Rasyid. Harun Al Rasyid adalah anak pendukung pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan, protes hasil pemilu. Apa yang terjadi? Dia tewas dan sampai hari ini tidak ada kejelasan," ucap Anies seperti dilihat dari tayangan Youtube Suara.com '(LIVE): Debat Perdana Calon Presiden Pemilu 2024'

Anies mengungkap hal itu karena terkait tema debat perdana calon Presiden 2024 adalah Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi.

Debat antara ketiga capres ini dipandu oleh dua jurnalis TVRI yang ditunjuk sebagai moderator, yakni Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.

Lantas siapa Harun Al Rasyid yang disebut Anies sebagai pendukung Prabowo di Pilpres 2019?

Harun adalah bocah 15 tahun yang dikabarkan meninggal saat aksi 22 Mei. Kematian Harun memang saat itu menyisakan tanda tanya besar, utamanya bagi pihak keluarga.

Orang tua Harun, Didin Wahyudin dan Murni menceritakan kronologi kematian putranya, yang menyimpan beberapa kejanggalan.

Murni mengungkapkan, pada Rabu (22/5/2019) siang, Harun pergi dari rumah setelah meminta uang Rp5 ribu padanya untuk membuat layangan.

Lalu, hingga waktu berbuka tiba, Harun tak kunjung pulang, sehingga Murni mengira bahwa putranya itu berbuka bersama teman-temannya di luar. Namun, hingga Kamis (23/5/2019) pagi saat tiba waktunya untuk sahur, Harun masih belum kembali ke rumah.

Murni pun sempat mencari Harun di rumah teman-temannya, sementara sang suami masih bekerja, tetapi hasilnya nihil.

Didin dan Murni pun memutuskan untuk bersama mencari Harun pada Kamis sore setelah salat dan berbuka puasa. Di tempat Harun biasa berkumpul dengan teman-temannya, Murni mendapat sebuah informasi.

"Terakhir dapat informasi itu di Asem, di tempat laundry, ya memang di situ banyak teman-temannya. Saya bilang, 'Dek, maaf, lihat Harun enggak?' Saya gituin. 'Oh iya, Bu, semalam kita ikut...' Kita katanya, tapi saya juga enggak tahu anak-anak itu, orang namanya kenal sekilas-sekilas doang,'" kata Murni dalam wawancara TV One untuk program Kabar Petang pada 27 Mei 2019.

Kemudian Didin mendapat telepon dari seorang relawan yang merupakan teman kakak Harun. Ia diminta mencocokkan foto Harun dengan foto mayat yang ada di Rumah Sakit Dharmais.

"Di Dharmais itu ada seorang anak umur 14 tahun korban tembak polisi, beritanya seperti itu, dan di-share di grup HP saya itu, saya lihat fotonya itu memang mirip seperti Harun, dari alisnya, dari matanya itu, tapi saya lihat rambutnya agak keriting, jadi enggak mirip Harun. Jadi saya pikir, Sudahlah, itu bukan Harun," terang Didin.

"Enggak lama, berselang waktu, tim dari relawan datang ke rumah kami mencocokkan bahwa foto yang di-share ke grup itu mirip tidak dengan data yang mereka punya," tambahnya.

Didin juga tak mendapat informasi apa pun dari kepolisian mengenai penyebab kematian Harun. Bahkan keluarganya dilarang melihat jenazah Harun.

"Tidak ada, tidak ada sama sekali. Bahkan waktu orang tua saya di Kramat Jati pun di rumah sakit itu tidak boleh melihat mayatnya. Dia hanya bisa melihat foto di HP. 'Betulkah Bapak, anak ini namanya anak ini?' Gitu, dan namanya pun disebutkan Mr X," tutur Didin.

Harun Tewas Ditembak


Sementara itu, pada 30 Mei 2019, hasil autopsi kepada Harun oleh RS Polri Kramat Jati. Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigadir Jenderal Polisi Musyafak mengatakan Harun mengalami luka tembak pada bagian lengan kiri atas hingga menembus dada.

"Sudah, hasil otopsinya luka tembak. Itu kita terima dari RS Dharmais sudah tidak ada. Dan belum tahu identitas alias Mr X kalau tidak salah tanggal 23 Mei dini hari jam 01.00 WIB kita terima rujukan korban dari RS Dharmais. Sudah dalam kondisi meninggal dunia," ungkap Musyafak saat dikonfirmasi, Kamis (30/5/2019).

Meski demikian, Musyafak belum dapat memastikan apakah Harun tewas terkena peluru tajam atau karet. Pasalnya, hal tersebut telah menjadi wewenang dari pihak Puslabfor Mabes Polri.

"Wah itu yang menentukan bukan kita, tapi Puslabfor," tambahnya.

Untuk diketahui, Harun yang tercatat sebagai warga RT 09 RW 10, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat meninggal dunia setelah terlibat kerusuhan 22 Mei di Jembatan Slipi Jaya, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5) malam. Harun, meninggal setelah nyawanya tak tertolong ketika dibawa ke RS Dharmais, Jakarta Barat.

Penulis
: Hadi Iswanto
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru