bulat.co.id -Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, menunjukkan ada 23 persen bayi yang lahir dalam keadaan stunting di Indonesia. Melihat fakta kalau masalah stunting masih terus jadi PR besar kesehatan masyarakat saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI diketahui tengah giat mengkampanyekan gerakan ibu hamil sehat, bertujuan untuk menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan stunting di Indonesia.
Gerakan ibu hamil sehat diprogramkan untuk aktivitas gerakan pemeriksaan ibu hamil minimal 6 kali selama kehamilan, termasuk dua kali pemeriksaan dengan dokter dan USG, semarak kelas Ibu Hamil (makan bersama, minum tablet tambah darah dan dukungan keluarga/suami), serta apresiasi dan dukungan bumil sehat.
Baca Juga:Waspada Flu Unta di Piala Dunia 2022
"Intervensi spesifik dilakukan melalui ibu hamil mendapatkan Tablet tambah Darah selama kehamilan, ibu hamil mengonsumsi makanan sesuai rekomendasi serta ibu hamil kurang gizi mendapatkan asupan gizi tambahan," kata dr. Maria Endang Sumiwi, MPH, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dikutip dari Okezone, Rabu (14/12/2022).
"Ini semua diberikan dan dipantau melalui pemeriksaan kehamilan rutin dan kelas ibu hamil," sambungnya.
Intervensi spesifik stunting seperti yang disebutkan di atas, perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Selain itu, stunting juga nyatanya dipengaruhi oleh kondisi gizi ibu hamil sejak masa remaja, termasuk tingginya anemia pada ibu hamil dan remaja putri.
Setelah lahir, angka stunting meningkat signifikan sebesar 1,8 kali pada usia 6 sampai 23 bulan, karena kurangnya asupan protein hewani serta pola pengasuhan makanan (parenting) yang tidak tepat.