bulat.co.id -MEDAN | Serangan gabungan pasukan Mongol dan Raden Wijaya Kerajaan Kediri berbuntut panjang. Istana Daha Kediri pun jatuh, Jayakatwang yang menjadi raja pun dibuat kaget dengan serangan gabungan itu.
Pejabat istana Kerajaan
Kediri pun banyak yang tewas dalam
serangan itu, tak terkecuali Jayakatwang yang sempat melakukan pemberontakan penyerangan ke Kertanagara di Kerajaan Singasari. Kematian Jayakatwang dan sejumlah pejabat istana memberi efek domino kepada para istri dan anak perempuannya.
Ratu
Kediri dan putrinya yang
cantik jelita memilih mengakhiri hidupnya daripada harus menjadi tahanan perang. Mereka melakukan
bunuh diri massal mendengar kekalahan
Kediri dari
gabungan pasukan Mongol dan Pangeran Wijaya.
Di sisi lain Pesta pun digelar oleh pasukan Mongol di bawah pimpinan Shih-Pi, tetapi di sisi lain Pangeran Wijaya dan Arya Wiraraja yang sedang beristirahat usai peperangan mencoba menyusun rencana selanjutnya, sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" dari Earl Drake.
Kidung Harsa Wijaya menceritakan keputusan Pangeran Wijaya untuk segera menyelamatkan Gayatri yang masih berada di istana Daha. Ia cemas Gayatri akan dibawa oleh pasukan Mongol.
Sesampainya di depan keraton, ia melihat halaman bagian depan keraton penuh sesak dengan mayat - mayat. Suasana memilukan juga terlihat di dalam keraton Ratu
Kediri atau istri Jayakatwang dan putrinya Ratna Kesari juga terlihat jasadnya di sana.
Dari sekian banyak
perempuan yang berada di dalam istana, hanya Gayatri-lah yang masih hidup. Ia pun menjemput Gayatri dengan memerintahkan Lembu Peteng, Jaren Waha, dan Amarajaya untuk mengambil Gayatri dari Daha.
Menariknya, Gayatri sempat membantu Pangeran Wijaya dan Siddhi dalam mengidentifikasi satu persatu jenazah yang ada di dalam istana. Gayatri lantas menunjukkan kepada Pangeran Wijaya satu sosok yakni Ratu
Kediri dan putri Daha yang tewas akibat
bunuh diri.
Hal ini yang membuat Pangeran Wijaya atau Raden Wijaya mempercepat proses pengambilan sang putri Gayatri. Apalagi sebenarnya Gayatri telah bertunangan dengan dirinya, sebagaimana diambil dari kisah Kidung Harsa Wijaya
Di sisi lain saat tengah berpesta kemenangan, tentara Mongol mendengar kabar Wijaya telah membawa putri dari Daha ke Majapahit. Hal ini membuat kemarahan mereka dan mengira kesepakatan awal telah dilanggar.
Arya Wiraraja, sahabat dekat Wijaya mencoba menjelaskan ke Shih-Pi bahwa Wijaya tidak mengkhianati janjinya. Tetapi karena putri dan seluruh
perempuan keraton melakukan
bunuh diri massal, maka janji itu belum terlaksana. Namun hal itu membuat pasukan Mongol tak terima dan kian marah, sehingga mengirimkan pasukan menuju Majapahit.