Makanan Kemasan Mengandung Natrium Berbahaya - WHO Mengajak Untuk Lebih Memilih Makanan Sehat dan Alami

Dedi S - Selasa, 27 Agustus 2024 14:30 WIB
Makanan Kemasan Mengandung Natrium Berbahaya - WHO Mengajak Untuk Lebih Memilih Makanan Sehat dan Alami
Antara
Ilustrasi: Garam kemasan
bulat.co.id -MEDAN I Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dunia, WHO menyarankan agar orang-orang menghindari konsumsi natrium berlebihan dari makanan kemasan.

Meskipun FDA telah menetapkan aturan bagi produsen makanan kemasan untuk mengurangi konsumsi natrium, praktisi kesehatan menegaskan bahwa mengurangi konsumsi natrium juga dapat dimulai dari dalam rumah dan dari diri sendiri.

Misalnya, jika mengonsumsi makanan kalengan, sayuran, atau kacang-kacangan, pilihlah opsi yang lebih rendah natrium atau bisa membilas sayuran atau kacang di bawah air mengalir sebelum ditambahkan ke dalam resep.

Rutin membaca label kemasan juga sangat penting karena ada banyak sodium tersembunyi di dalam makanan seperti yogurt, saus salad, dan roti.

Pertimbangkan juga untuk mengonsumsi makanan utuh seperti wortel dan seledri dicampur kacang-kacangan jika ingin membuat energy bar. Mengonsumsi makanan utuh seperti sayuran dan buah dapat membantu menjaga tekanan darah normal.


WHO menyerukan dunia untuk mengurangi asupan garam meja karena natrium dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

Natrium adalah nutrisi penting tetapi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian dini bila dikonsumsi berlebihan.

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang pengurangan asupan natrium menunjukkan bahwa planet bumi berada di luar jalur untuk mencapai target dunia untuk mengurangi konsumsi garam sebesar 30 persen pada 2025.

WHO menyerukan kepada semua negara untuk menerapkan 'Best Buys' untuk pengurangan natrium dan kepada produsen untuk menerapkan tolok ukur WHO untuk kandungan natrium dalam makanan.

Melalui tindakan lain seperti menetapkan kebijakan pengadaan pangan publik untuk membatasi garam atau makanan kaya natrium di lembaga publik seperti rumah sakit, sekolah, tempat kerja, dan panti jompo, dan dengan memformulasi ulang makanan agar mengandung lebih sedikit garam, kampanye pengurangan natrium dapat lebih efektif dalam mencapai cakupan yang lebih luas dan melindungi dari kepentingan komersial sambil memberikan lapangan permainan yang setara bagi produsen makanan.


Lebih lanjut, WHO menyerukan komunitas global untuk mengurangi garam dalam makanan dengan memformulasi ulang makanan agar mengandung lebih sedikit garam dan menetapkan target natrium dalam makanan.

Negara-negara didorong untuk menetapkan target kandungan natrium untuk makanan olahan yang sejalan dengan Tolok Ukur Natrium Global WHO dan menegakkannya melalui kebijakan itu.

"Pola makan yang tidak sehat adalah penyebab utama kematian dan penyakit secara global, dan asupan natrium yang berlebihan adalah salah satu penyebab utamanya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Kebijakan pengurangan natrium wajib sangat penting karena dapat menyelamatkan sekitar 7 juta nyawa di seluruh dunia pada tahun 2030, dan dapat mempermudah jalan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu penurunan angka kematian akibat penyakit tidak menular.

Secara keseluruhan, dengan mengurangi konsumsi natrium dari makanan kemasan dan garam meja, serta meningkatkan konsumsi makanan utuh dan rempah-rempah dan bumbu dapur, dunia dapat mengurangi risiko terkena penyakit yang berisiko tinggi untuk kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke.

WHO telah menetapkan beberapa panduan dan saran yang banyak negara dapat terapkan guna mencapai target natrium global agar memastikan kesehatan masyarakat di dunia.

Dalam hal ini, penting untuk memperhatikan keseimbangan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi dan memperhatikan label kemasan yang tertera.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Dedi S
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru