bulat.co.id - PT
Inalum terus berupaya mendorong sektor eco-cultural tourism dengan mendukung transformasi
wisata Desa Meat
Toba Sumatera Utara.Hal itu diwujudkan
Inalum dengan menciptakan inovasi-inovasi sosial dan optimis bahwa desa tersebut bisa menjadi Desa Wisata berskala nasional.
"
Inalum memilih Desa Meat karena desa tersebut dianggap memerlukan kolaborasi untuk bertransformasi lebih baik. Karena itu
Inalum dorong tingkatkan Level Wisata Desa Meat
Toba,"kata Corporate Secretary
Inalum Mahyaruddin Ende, Jum'at (12/1/2024).
Menurutnya,
Inalum menciptakan beberapa program inovasi dan diharapkan bisa mendorong desa tersebut menjadi lebih baik.
"Pemilihan Desa Meat sebagai lokasi program inovasi sosial didasarkan pada kompleksitas masalah yang dialami, ketertinggalan Meat dibandingkan desa lain di bantaran Danau
Toba,"ujarnya.
Ende, jika dibandingkan dengan desa lain, seperti Pakkodian, Parapat, Lumban Bulbul dan Lumban Silintong, Desa Meat belum memiliki kemampuan pengelolaan
wisata yang baik, padahal potensi alam yang dimiliki sangat indah.
Jadi menciptakan program di Desa Meat merupakan wujud komitmen
Inalum dalam mendukung pemerintah terkait Destinasi Wisata Prioritas Danau
Toba. "
Inalum memilih Desa Meat dikarenakan 4 aspek isu,"ungkapnya.
Empat aspek isu yang dimaksudkan tersebut.
1. Pendapatan masyarakat Desa Meat masih berada di bawah UMK
Toba Samosir, yaitu sebesar Rp 2.459.320,00 (UMK Tahun 2019), ini dikarenakan mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dengan pendapatan yang bersumber dari hasil panen.
2. Pendapatan yang rendah menjadikan Desa Meat menjadi salah satu desa dengan kasus stunting tinggi.
3. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang rendah dimana mayoritas masyarakat tidak memiliki tempat penampungan dan pengelolaan sampah sehingga sampah langsung dibuang di bawah jembatan atau badan air.
4. Sudah terdapat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sudah terbentuk sejak tahun 2017 namun belum aktif.
Eco-cultural tourism Desa Meat merupakan program community development unggulan PLTA PT
Inalum yang dikembangkan sebagai bentuk implementasi visi & misi PLTA PT
Inalum, yaitu "Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Alumunium Terpadu Ramah Lingkungan".
"Program ini dirancang sebagai respon atas temuan kerentanan sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya Desa Meat pada Kajian Pemetaan Sosial Tahun 2019. Ini dimulai tahun 2020, Program Eco-cultural tourism Desa Meat telah memberikan dampak yang signifikan bagi peri kehidupan masyarakat Desa Meat, baik di bidang ekonomi, sosial, lingkungan, dan kesejahteraan," papar Ende.
Menurutnya, sejak tahun 2020, secara simultan dan sustain
Inalum mendorong program-program strategis pengembangan desa antara lain :
Tahun 2020
Inalum melakukan pembangunan Sanggar Tari baik dalam hal pembangunan infrastruktur (gedung) meningkatkan SDM guru dan mendirikan kelompok tari.
Tahun 2021, penyiapan Wisata Culture dengan melakukan promosi budaya melalui seni tari, replikasi kegiatan desa lain, dan penyiapan standar
wisata sesuai CHSE.
Tahun 2022, penyiapan Fasilitas Wisata dengan pelatihan hospitaliti bagi anggota Pokdarwis, pemberian bantuan fasilitas homestay dan pengadaan sarana dan prasarana sanggar tari
Tahun 2023, penyiapan Eko
wisata dengan melakukan pelatihan pembuatan bricket, pengolahan limbah, pembentukan
wisata ramah keluarga dan pembangunan PLTPH sebagai manifestasi Energi Baru Terbarukan.
Sementara pada tahun 2024, lanjut Ende, rencana strategisnya, Launching Eco-Cultural Tourism dengan pusat pelatihan sanggar tari, pelatihan menjahit produk turunan ulos, memberikan bantuan alat jahit, pameran produk turunan, pelatihan branding dan packaging produk desa.
"
Inalum selalu berupaya membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat. Dengan program sosial dan lingkungan dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup bersama,"terang Ende.