bulat.co.id - Gunung Ile Lewotolok di Pulau Lomblen Kabupaten Lembata Kecamatan Ile Ape Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) erupsi hari ini, Jumat (2/9/2022) pukul 15.55 WITA.
Gemuruh akibat letusan gunung terdengar sangat kuat sampai ke ibukota. Warga desa yang tinggal di sekitar lereng gunung panik. Sebab, sudah satu bulan gunung api tidak mengalami erupsi lagi.
"Kira sudah tidak meletus lagi tapi barusan terjadi bunyi besar sekali," ungkap Husen Kobu, warga desa Amakaka Kecamatan Ile Ape, Jumat (2/9/2022).
Bernad, warga Desa Tanjung Batu, Kecamatan Ile Ape menuturkan hal yang sama. Letusan yang terjadi menimbulkan kegelisahan penduduk desa.
"Bunyi besar sekali, tanah saja bergetar. Ngeri sekali," terangnya.
Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian mengatakan letusan masih terbilang normal.
"Karena sudah open sistem makanya kalau ada aktifitas magma di dalam akan terjadi erupsi," kata Ara Kian.
Ara Kian mengatakan, awan panas atau material vulkanik yang disemburkan tidak jatuh ke pemukiman warga.
"Masih aman, karena energi gunung ini sudah mulai menurun atau melemah," jelasnya.
Menurutnya, tinggi kolom abu akibat letusan dilaporkan mencapai ±2.923 meter diatas permukaan laut atau ±1.500 meter diatas puncak gunung.
"Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu, hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah Barat dan Barat Laut," sambungnya.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung melalui PPGA Ile Lewotolok di Lembata mengeluarkan rekomendasi, diantaranya:
1. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka hingga 24 Agustus 2022 tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok tetap berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
2. Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), direkomendasikan agar Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok, radius 3.5 km untuk sektor tenggara, radius 4 km untuk sektor timur dan timur laut. Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman aliran dan guguran lava pijar, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok.
3. Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
4. Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di saat musim hujan.
5. Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ile Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).
6. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ile Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
7. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. (ted)