Produksi Baterai Sendiri, BYD Pertimbangkan Pakai Nikel Indonesia

Hendra Mulya - Sabtu, 20 Januari 2024 14:00 WIB
Produksi Baterai Sendiri, BYD Pertimbangkan Pakai Nikel Indonesia
Istimewa
bulat.co.id - MEDAN | BYD resmi masuk Indonesia dengan memperkenalkan tiga model mobil listrik sekaligus, yakni Seal, Atto 3, dan Dolphine. Bahkan, raksasa otomotif asal China itu bakal berinvestasi di Tanah Air sebesar Rp20 triliun.Sebagai informasi, BYD merupakan perusahaan teknologi yang juga memproduksi baterai sendiri untuk mobil listrik. Ketiga model yang diperkenalkan menggunakan baterai jenis Blade Batatery dengan basis Lithium Ferro-Phospahte (LFP).

Diketahui, LFP tidak menggunakan nikel sebagai bahan baku pembuatannya, seperti jenis Lithium-ion. Namun, BYD ingin berinvestasi di Indonesia mengaku tertarik untuk menggunakan nikel yang banyak ditemukan di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh General Manager BYD Asia-Pasifik Liu Xueliang di sela peluncuran BYD di Indonesia. Menurutnya, pihaknya tak terbatas pada pembuatan baterai bagi kendaraan listrik, tapi juga untuk barang elektronik lainnya.

"Kami tahu Indonesia memiliki banyak nikel, dan BYD akan mencari lebih dalam dan menganalisa pasar terkait kemungkinan di masa depan (nikel) ini bisa mendukung pengembangan bisnis kami di Indonesia," kata Liu di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Liu mengungkapkan penggunaan baterai LFP pada mobil listrik BYD dipilih karena bahan bakunya yang aman. Selain itu, diklaim durasi Blade Battery BYD ini bisa mencapai seumur hidup, dengan jarak tempuh hingga 1,2 juta kilometer.

"Sudah disampaikan blade battery itu seumur hidup dan kedua itu sudah teruji kita bisa tahan 1,2 juta kilometer. Jadi gak perlu khawatir. Tapi secara resmi ya sabar dulu akan dicari waktu yang tepat akan sampaikan garansinya secara resmi," ujarnya.

Secara global, saat ini BYD telah memproduksi berbagai macam jenis baterai, mulai dari Lithium-ion, Nickel Manganese Cobalt (NMC), hingga baterai NCM. Baterai-baterai tersebut tidak hanya digunakan pada kendaraan listrik, tetapi juga untuk penyimpanan energi serta barang elektronik lainnya.

Sekadar informasi, penggunaan baterai LFP menjadi daya tarik bagi produsen otomotif di tengah mahalnya komponen baterai mobil listrik. Penggunaan baterai LFP ini juga disebut bisa mengurangi penggunaan bahan baku nikel dan kobalt.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru