Menyikapi soal harga mobil listrik di China bisa
lebih murah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
Pandjaitan menyebut perbedaan tersebut didasari oleh tipenya.
Baca Juga :Lima Kunci Sukses Ketua MPR Bambang Soesatyo
"Mungkin saja (terjadi) tipenya sama tetapi
harganya berbeda. Harus dilihat tipenya juga, karena tipenya juga
macam-macam," kata Luhut belum lama ini.
Di lain sisi, produsen mobil asal Eropa dibuat
ketar-ketir dengan harga mobil listrik China. Murahnya mobil listrik di China
disebabkan oleh kebijakan insentif dan subsidi selama satu dekade di Beijing.
Hal itu membuat China bisa mengendalikan rantai
pasokan mobil listrik global, termasuk soal bahan bakunya murah. Mobil listrik
China biasanya seperlima lebih murah ketimbang mobil-mobil buatan Eropa.
Terkait hal itu, Uni Eropa meluncurkan
investigasi terkait melonjaknya impor mobil listrik China di Benua Biru
tersebut. Berbicara di depan Parlemen Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von
der Leyen menegaskan Eropa sangat terbuka akan kompetisi. Tapi tidak bersaing
untuk 'menuju posisi paling bawah'.
"Pasar global saat ini dibanjiri mobil
listrik murah dan harganya dijaga agar tetap rendah oleh subsidi negara yang
sangat besar," kata von der Leyen dikutip CNN.
"Jadi saya mengumumkan hari ini komisi
tersebut meluncurkan investigasi antisubsidi terhadap kendaraan listrik yang
berasal dari China," ungkapnya lagi.
Investigasi itu bakal mengarah kepada pengenaan
tarif impor mobil listrik dari China. Eropa diketahui memungut 10 persen pajak
dari mobil listrik yang diimpor dari China. Sementara AS diketahui memungut bea
masuk sebesar 27,5% dan produsen China mengambil keuntungan signifikan di
Eropa. (dhan/dtk)