Kemenperin Kembangkan Minyak Jelantah Untuk Avtur Pesawat

- Kamis, 21 September 2023 15:45 WIB
Kemenperin Kembangkan Minyak Jelantah Untuk Avtur Pesawat
internet
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika (kedua kiri) dan Ketua Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) Setiady Goenawan (kiri) dalam pelepasan ekspor minyak jelantah tertelusur secara hybrid di Jakarta, Kamis (21/9/2023). (

bulat.co.id -JAKARTA | Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika hingga saat ini terus mengembangkan potenis minyak jelantah untuk avtur pesawat.

Menurut Putu, potensi minyak jelantah (used cooking oil)yang tengah dikembangkan secara global bisa sebagai bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).


Baca Juga : Ondim Harapkan Tol Kwala Bingai-Stabat Dorong Pertumbuhan Ekonomi


"Minyak jelantah ini merupakanraw material(bahan mentah) yang bernilai tambah, terutama untuk bahan bakar, untuk avtur pesawat terbang, di samping juga untukbiofuel," katanya ditemui sesuai melepas ekspor perdana minyak jelantah tertelusur di Jakarta, Kamis (21/9).

Putu mengakui, bahwa saat ini pengolahan minyak jelantah di dalam negeri memang masih terus dikembangkan. Namun, ia memastikan pemerintah terus mendorong pemanfaatan dan pengolahan minyak jelantah menjadi bahan baku industri yang potensial. "Sekaranggreenfueldi Indonesia baru dalam penjajakan untuk industri pesawat terbang," katanya.


Baca Juga : 17 Program Dirancang Koalisi Indonesia Maju untuk Menangkan Prabowo


Kemenperin sendiri saat ini tengah terus mendorong penggunaanindustrial vegetable oil(IVO) salah satunya yakniFatty Acid Methyl Ester(FAME).

Di sisi lain, ada pula beberapa pemprosesan sedang didorong untuk menjadigreenfuelatau bahan bakar yang sifatnya persis sama denganpetroleoumtapi jauh lebih bagus karena tidak ada kontaminan seperti sulfur, atau logam berat lainnya.

Putu menyebutkan, minyak jelantah sebagai bagian dari industri oleokimia punya potensi besar sebagaibiomaterialuntuk menggantikan minyak-minyak yang tidak terbarukan.

"Jadi misalnyapetroleoumitu jadifueldan jadi semua produk dari tekstil, plastik dan lainnya, nah ke depan kita juga akan bisa gunakan minyak jelantah jadibiomaterialyang menggantikan minyak bumi," ujarnya.

Lebih lanjut Putu mengemukakan, meski potensial untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang tinggi, pasokan minyak jelantah masih menghadapi tantangan.



Ia menyebut,recovery rateatau tingkat pengumpulan minyak jelantah masih rendah yakni hanya sekitar 8 persen. Padahal penggunaan minyak goreng di tingkat rumah tangga sangat tinggi. Putu berharap Sistem Informasi Minyak Jelantah (Simijel) akan dapat mendorongrecovery ratesehingga pasokan minyak jelantah bisa diolah dengan lebih masif di dalam negeri.


Baca Juga : Wako Sidimpuan Pimpin Apel Siaga Pendataan KUMKM2023


"Maka, untuk masyarakat (rumah tangga) masih coba kita dorong karena dia dibuang percuma dan tidak bersahabat dengan lingkungan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) Setiady Goenawan mengatakan Simijel yang dikembangkannya diharapkan bisa mendongkrakrecovery ratedari saat ini 8 persen menjadi 20 persen pada akhir 2024 nanti.

"Ini fungsinya juga untuk meningkatkan daya tarik Indonesia untuk investasi SAF, yang bahan utamanya itubasicallydariwastetapi yang paling utama mereka cari adalahused cooking oil. Makanya perlu ditingkatkanrecovery rateminyak jelantah investasi SAF bisa lebih menarik," katanya.

Minyak jelantah menjadi satu sumber utama bahan bakubiofueluntuk industrigreenfuel. Minyak jelantah, khususnya yang memiliki ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) pun menjadi standar baru penerimaan produk tersebut di pasar Eropa dan AS.

Pasalnya,greenfuelyang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur(well-traceable)mempunyai emisi net karbon sangat rendah yang berasal dari implementasi prinsip ekonomi sirkular yaitufrom waste to energy.

Aspek ketertelusuran pun menjadi prasyarat karena pembeli membutuhkan jaminan asal usul minyak jelantah harus betul-betul berasal dari titik produksi minyak jelantah alih-alih dari campuran minyak segar atau minyak-minyak lain dan/atau berasal dari sumber minyak jelantah yang ilegal. (dhan/ant)

Penulis
:
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru