Harga Cabai Diprediksi Melonjak Hingga Natal dan Tahun Baru

Hendra Mulya - Senin, 06 November 2023 15:21 WIB
Harga Cabai Diprediksi Melonjak Hingga Natal dan Tahun Baru
Istimewa
Ilustrasi

bulat.co.id -BINJAI | Harga cabai di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Binjai terus mengalami lonjakan.

Seperti di pasar tradisional Tavip Binjai, harga cabai merah saat ini naik hingga mencapai kisaran Rp 72 ribuan per kilogramnya. Bahkan, sebagian pedagang ada yang menjual hingga Rp 80 ribu.

Salah seorang pedagang cabai di Pasar Tavip Binjai, Lita mengatakan, kenaikan harga cabai disebabkan minimnya pasokan yang diterima pedagang akibat banyak petani yang gagal panen disebabkan cuaca ekstrim.

Baca Juga :Daftar Produk dan Perusahaan Israel Ini Diboikot Dunia, Nomor 7 Tak Disangka

"Pasokan minim karena petani banyak yang mengalami gagal panen, sehingga harga terpaksa naik untuk menutupi biaya operasional," ujarnya, Senin (6/11/23).

Selain di Binjai, harga cabai juga mengalami kenaikan di Jakarta. di Pasar Palmerah, diketahui harga cabai naik dua kali lipat dari harga normal.

Pedagang di Pasar Palmerah memperkirakan, kenaikan harga cabai terutama cabai rawit merah itu bakal terjadi hingga natal dan tahun baru.

"Kemungkinan harga cabai bertahan tinggi, soalnya mau natal dan tahun baru, bisa Rp 100.000 lebih ini. Kita bukannya takabur atau mendahului, tetapi itu sementara ya. Nanti sehabis tahun baru paling turun lagi," kata Roni (45), seorang pedagang cabai di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin (6/11/23).

Roni menyebutkan, kenaikan harga cabai juga terjadi pada jenis lainnya di antaranya cabai rawit hijau dan cabai keriting.Harga cabai rawit hijau yang biasa dijual dengan kisaran Rp 25.000 per kilogram kini menyentuh angka Rp 60.000 per kilogram. Kenaikan serupa juga terjadi pada cabai keriting.

"(Cabai keriting) antara Rp 35.000 hingga Rp 40.000. Sudah dua kali lipat naiknya. Rawit hijau dari Rp 25.000 harga biasanya sekarang bisa Rp 60.000 per kilogram," jelasnya.

Baca Juga :Harga BBM Berpotensi Naik karena Konflik Timur Tengah

Roni mengatakan, kenaikan terjadi karena adanya kekeringan di sejumlah daerah penghasil cabai, seperti di daerah Wonosobo, Jawa Tengah, Blitar, Jawa Timur hingga Lampung.

"Kata petani gagal panen, kurang air, terus kena ulat, banyak petani mengeluh, ini aslinya belum panen buru-buru dijual.Sebagian dari Jawa, ada di seberang Lampung juga," ungkapnya.

Penulis
: Hendra Mulya
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru