bulat.co.id - Setidaknya, 6.000 pengrajin rotan dilibatkan dalam peresmian
Desa Devisa Rotan Sukoharjo beberapa waktu lalu. Peresmian desa yang terletak
di tengah Pulau Jawa ini dilatarbelakangi potensi dan keunikan dari hasil
kerajinan rotan yang telah menghidupi mayoritas warga desa selama 96 tahun.
Desa Devisa sendiri merupakan salah satu program unggulan melalui
Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam memberdayakan
UKM berbasis pengembangan komunitas. LPEI bekerjasama dengan bersama Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Indonesia Development Design Center (IDDC)
Kementerian Perdagangan.
Baca Juga: LPEI Gandeng UMKM dan KJRI di Guangzhou">Tingkatkan Ekspor Nasional, LPEI Gandeng UMKM dan KJRI di Guangzhou
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan Indonesia,
LPEI memiliki fungsi untuk mendorong pertumbuhan ekspor nasional melalui penyediaan
pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultansi ekspor. Desa Devisa
Rotan Sukoharjo menjadi Desa Devisa ke-195 yang didampingi oleh LPEI.
Kepala Kantor Cabang LPEI Surakarta, Irwan Prasetiyawan menjelaskan
pendampingan yang dilakukan LPEI di Desa Devisa Rotan Sukoharjo menyasar
setidaknya 30 UKM kerajinan rotan.
"Kegiatan ini mencakup beberapa materi pendampingan terkait
perizinan, prosedur dan dokumen ekspor, akses pasar, hingga pengembangan desain
produk kerajinan rotan," kata Irwan, Kamis (30/3/2023).
Lanjutnya, para pengrajin di Desa Trangsan, Kabupaten
Sukoharjo juga tak lepas dari berbagai tantangan dalam mengelola desa secara
mandiri. "Gejolak usaha masih terus dirasakan bahkan setelah hampir 1 abad
berjaya," lanjutnya.