bulat.co.id -MEDAN I Dalam seminggu mendatang, pasar keuangan akan dipenuhi sentimen pasar yang berpengaruh besar.
Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, pada hari Rabu, Bank Indonesia akan menetapkan besaran suku bunga acuan.
Para ahli memprediksi BI tidak akan menaikkan suku bunga acuan, mengingat munculnya spekulasi tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS pada bulan depan.
"Di sisi lain, kinerja rupiah belakangan ini juga menguat terhadap US Dolar," ujar Benjamin dalam keterangannya diterima media, Senin (19/8/2024).
Setelah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia, pelaku pasar akan menyaksikan agenda Bank Sentral AS seperti FOMC Minutes yang akan diiringi oleh rilis data neraca pembayaran Tanah Air.
Selain itu, Symposium Jackson Hole juga akan berlangsung hingga akhir pekan dan ada testimoni dari Gubernur Bank Sentral AS pada hari Jumat.
Dengan sejumlah agenda tersebut, pasar akan kembali dibayangi ekspektasi maupun spekulasi tentang kebijakan Bank Sentral AS ke depannya. Pasar saham dan pasar uang berpeluang gyrasi dengan volatilitas yang tinggi.
Namun ada kemungkinan pergerakan pasar akan datar selama seminggu ke depan karena para pelaku pasar lebih memilih untuk bermain wait and see.
IHSG sendiri pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini terbuka di level 7.428 dengan lemah tipis.
IHSG bergerak sideways dan kemungkinan ditransaksikan di dua zona, dengan peluang pergerakan antara 7.350 hingga 7.470 dalam seminggu ini.
Sementara itu, mata uang rupiah pada perdagangan pagi ini ditransaksikan dengan tingkat kekuatan yang stabil, yaitu di level 15.635 per US Dolar.
Rupiah memiliki kesempatan untuk terus mempertahankan kekuatannya dan mencapai level 15.500 jika ekspektasi terkait dengan kebijakan suku bunga acuan AS cenderung terjadi pada pemangkasan di bulan September.
Selain itu, harga emas telah mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi pada hari Jumat lalu. Harga emas ditransaksikan pada level 2.500 per ons troy saat ini.