Menurut Sulhan, biaya Rp 2,2 juta tersebut pun sebetulnya masih sangat besar. Sebab sebelumnya, istrinya juga pernah menjalani operasi yang sama di
RSUD Tenriawaru dengan biaya yang lebih murah yakni Rp 1,9 juta.
Direktur
RSUD Tenriawaru dr Andi Muhammad Syahrir mengaku, terjadi eror sistem pada aplikasi Electronic Medical Record (EMR) yang membuat rekap biaya pasien tidak wajar. Namun menurutnya hal itu bukan masalah sebab pasien belum sempat membayar.
"Eror aplikasi makanya teman-teman di kasir tanya teman perawat kalau tindakan seperti itu kemungkinannya sekitar jutaan. Tetapi belum ada transaksi, kalau pun ada transaksi hanya akan dijadikan uang jaminan, begitu aplikasi bagus berapa yang tertera itu juga yang dibayar," ucapnya.