bulat.co.id - Sejarah perkembangan agama Islam di Kabupaten Tegaldan,
Kabupaten Pemalang banyak dipengaruhi oleh beberapa Wali Songo. Terbukti di
daerah Bojong (Desa Gunungjati) terdapat petilasan Sunan Gunungjati. Hal ini
wajar, sebab Kabupaten Tegal merupakan perbatasan antara Provinsi Jawa Barat
dan Jawa Tengah (Cirebon dan Demak) sehingga pernah disinggahi oleh Sunan
Gunungjati. Oleh masyarakat setempat petilasan ini dikenal dengan nama Candi
Pesucen.
Baca Juga: Jutaan Pasang Mata Padati Prosesi Laut Tuan Meninu
Di Candi Pesucen, Sunan Gunungjati pernah melaksanakan
bersih diri, Candi Pesucen yang berupa Pohon Wringin (beringin) besar dan lebat, di bawahnya terdapat mata
air yang digunakan untuk bersuci. Secara toponimi pesucen berasal dari kata ,
pe – suci – an ,atau pa – suci – an, Dimana kata pasucian menunjukan sebuah tempat
untuk bersuci, tentunya bersuci secara lahir maupun batin.
Dalam arsip Belanda Rapporten Van De Commissie In
Nederlandsch-Indie Voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera tahun 1912
diterangkan bahwa Candi Pesucen disebut juga sebagai 'Tjandi Tjoetji' (Candi
Cuci). Sebagaimana dijelaskan:
"Tjandi Tjoetji, een plek vlak aan de rivier Pepe aan den
ingang van de desa gelegen. Die plek wordt elken djoemahat kliwong gereinigd,
waarbij salamat's en offerfeestelijkheden plaats hebben. (Tjandi Tjoetji).
Sebuah tempat yang terletak dekat sungai Pepe di pintu masuk
Desa Tempat itu dibersihkan setiap Jumat Kliwon, dimana di tempat itu
dilaksanakan Acara selamatan.
Tidak jauh dari Candi Pesucen, terdapat Situs lain bernama
Makam Pepunden yang berada di perbatasan antara Desa Pucang Luwuk dengan Desa
Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.
Dikisahkan setelah
Sunan Gunungjati bersuci di Pesucen beliau riyadhoh di Pepunden. Pepunden
sendiri mempunyai arti tempat yang dikeramatkan (dihormati) Di tempat ini
terdapat beberapa makam pengikut Sunan Gunungjati. Pesucen dan Pepunden seolah
memberikan pelajaran bahwa kita sebagai manusia harus senantiasa besuci baik
secara lahir maupun batin melalui laku tirakat.
Karena sejatinya kita adalah makhluk yang tidak bisa lepas
dari salah dan lupa. Nama Desa Gunungjati, merupakan bentuk penghormatan kepada
Sunan Gunungjati yang pernah mengajarkan Islam di daerah ini.