bulat.co.id -MABAR
| Saverinus Suryanto, warga Transmigrasi Lokal (Translok) Desa Macang Tanggar, Kecamatan
Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, dipolisikan Bupati
Manggarai Barat, Edistasius Endi (Edi Endi) usai getol memperjuangkan hak
masyarakat Translok Manggarai Barat NTT.
Rio, sapaan akrabnya, sejak tahun 2019 getol
memperjuangkan hak masyarakat translok berupa Lahan Usaha dua (LU 2) milik
warga translok yang hingga kini tidak diserahkan oleh pemerintah Kabupaten
Manggarai Barat.
Baca Juga :Seorang Kepala Desa di Manggarai Barat Terjaring OTT
Transmigrasi merupakan program Pemerintah Pusat
melalui provinsi pada tahun 1996/1997. Warga yang pindah ke Macang Tanggar
dijanjikan 3 jenis lahan yakni, lahan pekarangan seluas 5.000 m², lahan usaha
satu atau LU-I seluas 5.000 m², dan lahan usaha dua atau LU- II seluas 10.000
m².
Total lahan yang diterima oleh masing-masing 200 KK
Transmigran sebanyak 20.000 m² atau 2 Ha. Namun, fakta yang ada warga hanya
menerima 10.000 m² atau 1 ha. Selain itu, masih ada warga yang belum menerima
sertifikat atas lahan yang dibagi. Untuk lahan usaha dua atau LU- II, baik
lahan dan sertifikat sama sekali belum diterima oleh warga. Sertifikatnya
mengendap di tangan pemerintah Manggarai Barat selama kurang lebih 23
tahun.
Sejak saat itu, Rio bersama warga terus bersuara
baik melalui aksi unjuk rasa maupun mediasi. Bahkan, warga translok sudah
beberapa kali melakukan pendekatan secara budaya. Namun, respon pemerintah Manggarai
Barat nihil.
Akibat getol melakukan aspirasi, Rio dilaporkan ke
Polres Manggarai Barat oleh bupati Edi Endi dengan nomor:
LP/B/79/V/2023/SPKT/POLRES MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR, tanggal 19 Mei
2023. Ia diduga telah melakukan Penghinaan dan Pencemaran Nama Baik Melalui
Media Online Aplikasi Facebook yang dikirim pada tanggal 15 Mei 2023 .
Baca Juga :Turis Wanita Asal China Tewas Saat Snorkeling di NTT
Saat diwawancara pada Kamis, (13/7) usai menjalani
pemeriksaan oleh Unit Tipidter Polres Manggarai Barat, kepada media ini, Rio
mengatakan bahwa dia dipolisikan lantaran getol menyuarakan aspirasi masyarakat
translok.
Ia diduga telah menyebarkan gambar (muka) bupati Edi
Endi dengan stiker tanduk dan kaki di muka bupati Edi. Gambar itu menurut Rio
dibuat oleh orgnisasi kepemudaan (OKP) Serikat Pemuda Nusa Tenggara Timur di
Jakarta yang ia dapatkan dari instagram.
Saat dikonfirmasi, ketua Serikat Pemuda NTT,
Servasius Jena membenarkan hal itu.Gambar tersebut merupakan bentuk
protes SP NTT terhadap sikap Pemkab Manggarai Barat yang tidak mau mencari
solusi atas persoalan yang tengah dihadapi masyarakat translok.
Ia juga menuturkan, tidak ada persoalan pribadi
ataupun tendensius dengan bupati Edi. "Saya kan kritik bupati Manggarai
Barat, bukan pribadinya apalagi tendensius. Itu kan sebagai bentuk kritik kita
atas pemerintah kabupaten Manggarai Barat yang tidak pernah menjawab tuntutan
warga translok," tutur Rio.
Selain Rio, informasi yang dihimpun oleh media ini,
Kadis Nakertrans Manggarai Barat, Theresia P. Asmon atau Ney Asmon turut
diperiksa sebagai saksi dalam laporan bupati Mabar itu.
Namun, saat dikonfirmasi, Kadis Ney Asmon membantah.
Ia menjelaskan, ia diperiksa atas kasus lain. "Pengaduan pribadi, tidak
terkait layanan umum apapun. Jadi tidak perlu beri informasi ke media,
"Jelas Ney.
Serikat Pemuda NTT di Jakarta mengecam sikap bupati
manggarai barat, Edi Endi. SP NTT menilai, laporan Bupati Manggarai Barat itu
sebagai sebuah upaya pembungkaman atas sikap kritis warga.
Ketua SP NTT, Saverius Jena mengatakan, pihaknya
akan melakukan aksi demonstrasi. "Kita akan melakukan gerakan demonstrasi
mengecam sikap Bupati Manggarai Barat," Kata Jena.
Ia menjelaskan, seharusnya Pemerintah Kabupaten
Manggarai Barat segera menyerahkan sertifikat lahan usaha 2 milik warga
translok. "Harusnya sertifikat dan lahan milik warga translok segera
diserahkan. Bukan malah melakukan intimidasi," jelas ketua SP NTT
itu.
Media ini mencoba mengkonfirmasi bupati Edi Endi di
ruangan kerjanya. Namun, salah satu pegawai menerangkan bupati Edi Endi sedang
keluar.Hingga berita ini dinaikan, bupati Edi belum bisa
dikonfirmasi.