Memilih Pemimpin Untuk Kota Binjai, Antara Rasionalitas dan Objektif

OLEH : HENDRA MULYA
Hendra Mulya - Jumat, 20 September 2024 09:00 WIB
Memilih Pemimpin Untuk Kota Binjai, Antara Rasionalitas dan Objektif
Penulis Hendra Mulya
bulat.co.id - Sebentar lagi, seluruh wilayah di Indonesia akan melangsungkan pesta demokrasi atau 'Pilkada Serentak' yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang.

Di Kota Binjai sendiri, empat pasangan bakal calon (Bapaslon) kepala daerah wali kota dan wakil wali kota telah mendaftarkan dirinya untuk maju dalam perhelatan yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali.

Keempat bakal pasangan calon itu yakni, Amir Hamzah-Hasanul Jihadi, diusung 3 Parpol, yakni Demokrat, PPP dan PSI.

Kemudian dr Donal Anjar Simanjuntak-Andri Alfisah, diusung 4 Partai, yakni Gerindra, PAN, Nasdem dan PKB.

Selanjutnya, Zainudin Purba-Hendro Susanto diusung 2 Partai, Golkar dan PKS serta Paslon Tengku Rizki Alisyahbana dan Aulia Hardi, diusung PDIP Perjuangan dan Partai Umat.

Keempat Bapaslon ini berpeluang besar untuk memenangkan 'Pilkada Serentak' Kota Binjai. Selain memiliki nama besar, keempatnya juga memiliki kekuatan dan lumbung suara masing-masing.

Lantas, apa yang menjadi pedoman dan syarat masyarakat memilih pemimpin untuk Kota Binjai? Menurut penulis, antara rasional dan objektif menjadi salah satu pedoman yang harus dilakukan oleh masyarakat.

Dalam memilih pemimpin, masyarakat tidak serta merta harus mengikuti kata hati nurani. Terkadang, rasional dan objektif juga harus dilakukan demi kemajuan Kota Binjai lima tahun ke depan. Sebab, pemimpin atau wali kota bukan lah sekedar jabatan prestise (pamor), tetapi lebih ke tanggung jawab.

Selain itu, menjadi seorang pemimpin yang baik itu tidak hanya sekadar tekad atau ambisi yang tinggi. Lebih dari itu, pemimpin sejati haruslah bisa membawa masyarakat dan Kota Binjai ke arah yang lebih baik.

Apa itu Rasionalitas Memilih Pemimpin?

Rasionalitas adalah suatu pola pikir dimana seseorang cenderung bersikap dan bertindak berdasarkan logika dan nalar manusia. Rasional juga diartikan adalah hal yang bisa dilakukan dengan hal yang ada. Gagasan atau ide berpikir.

Dalam memilih pemimpin, tentu kita harus berdasarkan logika dan nalar manusia. Logika kita harus berjalan untuk memahami siapa Paslon wali kota dan wakil wali Kota Binjai yang layak untuk dipilih.

Dalam memilih pemimpin, tentu kita harus memahami latar belakang mereka. Sejauh mana mereka dapat mensejahterakan masyarakat dengan ide dan gagasan mereka.

Objektif

Objektif merupakan sikap dan penilaian yang didasarkan pada data dan fakta, bukan berdasarkan penilaian pribadi dan asumsi.

Dalam memilih pemimpin, tentu sikap objektif ini juga sangat penting dilakukan. Dengan penilaian yang didasarkan pada data dan fakta, tentu masyarakat akan mendapatkan pemimpin sesuai kriteria yang diinginkan.

Sebelum menentukan pilihan, masyarakat dapat menggali lebih jauh siapa sebenarnya Paslon wali kota dan wakil wali Kota Binjai. Tentunya, data dan fakta ini dapat menjadi pedoman masyarakat untuk menentukan pemimpin pada 27 November 2024.

Menurut penulis, ada lima kriteria pemimpin yang layak dipilih untuk memimpin Kota Binjai, yang pertama, punya manajemen yang baik dalam menjalankan roda pemerintahan, memiliki strategi dalam bertindak, mampu berkoordinasi dengan baik dan efektif, tidak lepas tangan dan tanggung jawab kepada masyarakat dan memiliki tujuan yang jelas serta konsisten dalam mencapai kemajuan, kesejahteraan masyarakat Kota Binjai

Mendapatkan pemimpin sempurna bukanlah hal mudah dan instan. Di sini, masyarakat dipaksa harus lebih mendalami sosok-sosok yang bakal menjadi pilihannya dalam Pilkada Kota Binjai 2024.

Kembali lagi ke pokok permasalahan, gunakan rasionalitas dan objektif dalam memilih pemimpin Kota Binjai demi masa depan Kota Binjai yang lebih sejahtera, maju dan berkembang.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba karya tulis KPU Binjai

Penulis
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru