Seminar Nasional FEB Unwira: Pengelolaan Sumber Daya dan Akuntabilitas Keuangan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Andy Liany - Sabtu, 28 Oktober 2023 13:06 WIB
Seminar Nasional FEB Unwira: Pengelolaan Sumber Daya dan Akuntabilitas Keuangan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
bulat.co.id -Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB ) Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang menggelar seminar nasional bertajuk pengelolaan sumber daya dan akuntabilitas keuangan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

Seminar nasional yang digelar di Aula St. Paulus, Kampus Unwira, Penfui dihadirkan Oleh Rektor Unwira, Wakil Rektor II, Dekan FEB, Dosen FEB, Mahasiswa, Narasumber ( Dr. Fransiskus Aba, SE., M.Ec., Ph. D sebagai Dosen FEB Unika Atma Jaya Jakarta, Dr.Eduardus Hena, SE., M.Si, sebagai Dosen FEB Unika Atma Jaya Jakarta, Dr. Kamilaus Oki, SE.,ME, dan Dr. M. E Perseveranda, SE.,MSi .

Rektor Unwira, P. Dr. Philipus Thule, SVD dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi seminar itu, terlebih dahulu dirinya mengapresiasi usia FEB yang ke- 40 Tahun.

"Rasa bangga dan bersyukur Fakultas Ekonomika dan bisnis mencapai usia 40 tahun. Sebagai pimpinan Universitas kita merasa berbangga karena bersamaan dengan dies natalis, hari sumpah pemuda yang ke-95, FEB bisa selenggarakan seminar nasional," ungkap Rektor Unwira.

"Tema seminar nasional sangat menarik dan relevan dengan pembangunan berkelanjut, dengan kondisi NTT yang miskin, stunting, korupsi," lanjut Pater Rektor.

M7engakhiri sambutannya, Rektor Philipus menyampaikan harapannya.

Kualitas SDM dan akademik NTT masih perlu terus di dorong untuk lebih kreatif, inovatif, dan efektif. Untuk itu perlu adanya kerjasama semua lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri.

"Harapan saya, agar para narasumber yang adalah alumni ikut membangun lembaga pendidikan Unwira maupun daerah NTT, transfer nolic, transfer pengalaman" tutupnya.

Usai Rektor Unwira Kupang membuka secara resmi seminar nasional dalam rangka pancawindu FEB, empat orang narasumber diberi kesempatan untuk menyampaikan ide, gagasan, dan materi sesuai dengan tema besar seminar itu.

Dr. Fransiskus Aba, SE., M.Ec., Ph. D, narasumber pertama dalam seminar membicarakan tentang "Management Risk & Enterprise (Membangun NTT Secara Berkelanjutan ) dengan konsep pemahaman dan penerapan manajemen resiko.

Berbicara tentang risiko, setiap pencanangan tujuan di masa depan, memiliki probabilitas (dampak) untuk terdeviasi (melenceng) dari tujuan (objective) semula yang telah ditetapkan.

Setiap deviasi dari tujuan semula ini (baik upside risk dan downside risk )dapat dianggap sebagai risiko.


"Dengan demikian, risiko juga dapat diartikan sebagai faktor ketidakpastian atas sebuah tujuan/sasaran bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga risiko sendiri memiliki 3 dimensi, yaitu probabilitas kejadian, dampak kejadian dan waktu kejadian," jelas Frans.

"Masalah ekonomi tidak terlepas dari distributive technology. Inovasi teknologi melahirkan model bisnis baru yang pada gilirannya mampu menghasilkan efisiensi bagi masyarakat, sebagai satu contoh di industri transportasi," lanjutnya.

Tidak hanya itu, Frans Aba juga menjelaskan banyak hal, Global Risk, kasus manajemen resiko pasar modal (kasus, penyebab, dan tindakan ), risk register, change management, perubahan paradigma.

Frans Aba, dalam membicarakan tentang manajemen resiko di NTT, perlu adanya tindakan praktis baik dari pemerintah maupun pihak terkait.

Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di NTT perlu adanya tindakan praktis dari pemerintah maupun pihak terkait.

Membenahi kembali eksistensi perusahaan-perusahaan, menciptakan lapangan kerja, melakukan pemetaan kebutuhan, meningkatkan program yang bersifat tidak langsung, dan banyak hal laiinya.

Mewujudkan pembangunan berkelanjutan di NTT, MURE: Modernity, Universality, Responsibility, Economy.

"Tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan ditentukan oleh kolaborasi tiga aktor utama, intelektual, pemerintah dan entrepreneurship industry kreatif rakyat dalam satu kesatuan system ekonomi pancasila meningkatkan pendapatan masyarakat bebas dari kemiskinan," beber Eduardus.

Narasumber kedua, Dr.Eduardus Hena, SE., M.Si, pembicaraannya bertajuk pada Sustainable Development Goals.

"SDGs merupakan komitmen bersama mencapai kesejahteraan Masyarakat & perdamaian sekaligus dan sekaligus tetap melestarikan lingkungan (Bappenas). Ada pun yang menjadi klasifikasi SDGs : Ekonomi, SDA dan Lingkungan, Hukum dan kerjasama, kualitas SDM : Pendidikan dan Kesehatan," jelas Eduardus.

Narasumber ketiga, Dr. Kamilaus Oki, SE.,ME, bertajuk pada pengelolaan sumber daya perbatasan.

"Kemiskinan menjadi masalah sosial yang tidak terselesaikan, kemiskinan dipengaruhi sisi internal dan eksternal," ungkap Kamilianus.

"Pembangunan berkelanjutan perlu memaksimalkan penggunaan sumber daya alam, manusia dan Iptek. Pembangunan yang berkelanjutan itu pembangunan yang ditujukkan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang," jelasnya.

Sementara itu Narasumber III, Dekan FEB, Dr. M. E Perseveranda, SE.,MSi, bertajuk pertumbuhan ekonomi dan belanja pemerintah untuk mencapai tujuan SDG tanpa kemiskinan.

"Pembangunan berkelanjutan harus mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan manusia dengan perlindungan planet kita, serta mengutamakan kesejahteraan seluruh masyarakat dan generasi yang akan datang " Ungkap Dekan FEB.

"Tanpa kemiskinan, kondisi dimana seseorang atau sekelompok atau sekelompok laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat," tutup narasumber terakhir itu.

Penulis
: Riki Cowang
Editor
: Andy Liany
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru